Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan telah memproyeksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 bakal lebih lebar dari target maupun perkiraan (outlook) sebelumnya.
Defisit anggaran diproyeksi mencapai 2% dari PDB-2,2% dari PDB, lebih besar dari outlook pada pertengahan tahun yang hanya sebesar 1,93% dari PDB.
Baca Juga: Realisasi pembiayaan utang APBN 2019 mencapai Rp 317,7 triliun hingga September
Melebarnya defisit anggaran tersebut berdampak pada realisasi penerbitan surat berharga negara (SBN).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) yang dihimpun Kontan.co.id, realisasi penerbitan SBN Neto hingga 6 November lalu telah mencapai Rp 428,8 triliun.
Realisasi tersebut telah melampaui target penerbitan SBN Neto dalam APBN yang sebesar Rp 388,96 triliun. DJPPR telah menetapkan target penerbitan SBN Neto yang baru yakni sebesar Rp 439,03 triliun.
“Untuk 2019, kita memang bekerja dengan outlook defisit anggaran di kisaran 2%-2,2% dari PDB,” tutur Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Luky Alfirman kepada Kontan.co.id, Senin (11/11).
Selain itu, target SBN Bruto juga meningkat menjadi Rp 896,59 triliun dari sebelumnya Rp 841,78 triliun. Hingga 6 November, realisasi penerbitan SBN secara bruto mencapai Rp 863 triliun.
Dengan bertambahnya realisasi penerbitan SBN pada tahun ini, maka ada potensi penerbitan SBN bruto bertambah besar lagi pada tahun 2020. Namun, Luky belum mengungkap berapa target penerbitan SBN Bruto untuk tahun depan.
Ia juga mengatakan, rencana pembiayaan anggaran 2020 masih sama dengan APBN yang telah ditetapkan. Dalam APBN 2020, pemerintah menetapkan penerbitan SBN Neto untuk pembiayaan sebesar Rp 389,3 triliun.
"Untuk 2020, kebutuhan pembiayaan masih mengacu pada APBN 2020, yaitu dengan defisit anggaran sebesar 1,76% PDB,” ujar Luky.
Baca Juga: Kemenkeu tidak akan tarik prefunding untuk APBN 2020
Adapun, meningkatnya realisasi penerbitan SBN sejalan dengan penerbitan global bond oleh pemerintah pada Oktober lalu, yakni USD bond senilai US$ 1 miliar dan Euro bond senilai € 1 miliar.
Sementara di dalam negeri, pemerintah juga baru saja menyerap dana segar sebesar Rp 24,25 triliun melalui lelang SUN pada 5 November lalu.
Pemerintah pekan lalu melelang seri SPN03200206 (new issuance), SPN12201106 (new issuance), FR0081 (reopening), FR0082 (reopening), FR0080 (reopening), FR0083 (new issuance) dan FR0076 (reopening) dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp 67,97 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News