kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Defisit Anggaran Diprediksi Aman, Meski Bujet Subsidi dan Kompensasi Energi Bertambah


Minggu, 04 September 2022 / 20:32 WIB
Defisit Anggaran Diprediksi Aman, Meski Bujet Subsidi dan Kompensasi Energi Bertambah
ILUSTRASI. Polisi melakukan pengamanan saat berlangsungnya pemasangan informasi harga terbaru bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, anggaran subsidi dan kompensasi energi bisa tembus hingga Rp 649 triliun. Perkiraan tersebut jika harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) dalam setahun tembus di atas US$ 100 per barel.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, total anggaran subsidi dan kompensasi energi tersebut, secara keseluruhan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.

“Angka yang disajikan pemerintah itu adalah gabungan subsidi dan dana kompensasi atas selisih bbm non subsidi ke PT Pertamina dan listrik non subsidi ke PT PLN. Kalau ditotal nilai tersebut tertinggi spanjng sejarah,” tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (4/9).

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi 2022 akan Tergerus 0,33 Poin Persentase Gara-Gara Harga BBM Naik

Adapun jika dibandingkan dengan tiga terakhir, anggaran subsidi energi dan kompensasi energi tersbeut jauh lebih rendah. Pada 2019 hanya sebesar Rp 144,3 triliun, dan 2020 sebesar Rp 199,9 triliun.

Meski begitu, Bhima memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini masih akan tetap aman. Pasalnya masih dalam relaksasi defisit mengacu Undang-Undang Nomor 2/2020 yakni defisit APBN boleh di atas 3% karena situasi yang tidak biasa pandemi Covid-19.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet juga mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi tersebut merupakan salah satu komponen terbesar jika dibandingkan dengan beberapa pos belanja pemerintah pusat lainnya, termasuk di dalamnya belanja pegawai barang modal, hingga bantuan sosial.

“Namun demikian jangan dilupakan bahwa asumsi harga minyak US$ 100 per barel ini masih bisa berubah beberapa bulan ke depan, bisa jadi lebih tinggi dan bahkan bisa jadi lebih rendah,” kata Dia.

Adapun jika mengacu kepada pergerakan harga minyak saat ini, sebenarnya kondisinya masih relatif di bawah US$ 100 per barel, yakni berada dikisaran US$ 89 hingga US$ 90 per barel.

Baca Juga: Organda: Tarif Angkutan Darat Dapat Naik Hingga 15% Akibat Kenaikan Harga BBM

Selain itu, Yusuf juga memperkirakan tambahan anggaran subsidi dan kompensasi energi nantinya tidak akan mengganggu defisit APBN yang sudah diperkirakan pemerintah yakni sebesar 4,57% terhadap PDB.

Dengan tambahan anggaran kompensasi dan subsidi energi sekitar Rp 50  triliun hingga Rp 100 triliun. “Dengan tambahan anggaran tersebut, menurut saya defisit anggaran setidaknya masih berada di kisaran target pemerintah,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×