Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA, Pemegang kartu kredit Bank Danamon, Franky Huetomo harus gigit jari setelah majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak gugatannya atas PT Bank Danamon Tbk.
Franky menggugat Bank Danamon karena melakukan cara yang bertentangan dalam melakukan penagihan kartu kredit. Pasalnya, kolektor Bank Danamon berteriak, membentak, mengancam, dan memaksa bertemu pada saat Franky sedang rapat. Asal tahu saja, Franky adalah pemegang dua kartu kredit Gold mark plus dan American Express change card gold.
Majelis hakim yang dipimpin oleh Asiadi Sembiring dalam persidangan mengatakan bahwa Franky Huetomo ( penggugat) tidak dapat membuktikan adanya kekerasan verbal yang dilakukan Bank Danamon kepada dirinya. Dalam proses pembuktian, penggugat hanya mencantumkan bukti tertulis berupa pernyataan dari saksi yang melihat tindakan kekerasan verbal tersebut.
Asiadi berpendapat bukti tersebut tidak kuat untuk membuktikan bahwa Bank Danamon tidak beretika, membentak, mengancam, dan memaksa saat melakukan penagihan kartu kredit kepada penggugat.
“Seluruh gugatan ditolak. Oleh sebab itu harus membayar seluruh biaya persidangan ini,” ujar majelis hakim dalam amar putusannya, Rabu (17/6). Hakim memutuskan menerima sebagian gugatan balik yang diajukan Bank Danamon.
Majelis hakim menyatakan penggunaan kartu kredit Bank Danamon oleh Franky adalah sah dan mengikat. Selain membayar biaya persidangan, Franky juga diputuskan harus membayar tagihan kartu kreditnya senilai Rp 89 juta.
Sedangkan permintaan sita atas tanah milik Franky yang diajukan Bank Danamon ditolak oleh majelis hakim.
Benhard Siahaan, Kuasa Hukum Franky kecewa dengan putusan majelis hakim. " Kita akan melakukan upaya banding atau kasasi," jelasnya seusai persidangan.
Berbeda dengan pihak Bank Danamon yang menerima putusan majelis hakim.
“Yang paling penting hakim sudah menyatakan kalau perjanjian kartu kredit itu sah dan penggugat telah diperintahkan pengadilan untuk membayar utangnya,” jelas Catarina Arnita, Kuasa Hukun Bank Danamon.
Asal tahu saja, Franky menggugat Bank Danamon karena melakukan cara yang bertentangan dalam melakukan penagihan kartu kredit. Pasalnya, kolektor Bank Danamon berteriak, membentak, mengancam, dan memaksa bertemu pada saat Franky sedang rapat.
Berdasarkan data Bank Danamon, Franky mengubah alamatnya sejak tahun 2008 dan tidak memberikan informasi kepada Bank Danamon dan Franky tidak membayar tagihan dua kartu kreditnya sejak 2008.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News