kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Covid-19 gelombang ketiga diprediksi terjadi Desember 2021, bagaimana menurut IDI?


Rabu, 13 Oktober 2021 / 08:45 WIB
Covid-19 gelombang ketiga diprediksi terjadi Desember 2021, bagaimana menurut IDI?
ILUSTRASI. Covid-19 gelombang ketiga diprediksi terjadi Desember 2021, bagaimana menurut IDI?


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Tren harian penambahan kasus Covid-19 di Indonesia menurun. Namun, potensi terjadinya serangan Covid-19 gelombang ketiga masih ada. Kapan Covid-19 gelombang ketiga diprediksi terjadi?

Mengutip pemberitaan Kompas.com, Epidemiolog Universitas Grifftith Australia Dicky Budiman prediksi Covid-19 gelombang ketiga di Indonesia akan terjadi pada Desember tahun 2021. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga khawatir Covid-19 gelombang ketiga akan terjadi akhir tahun ini.

Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi IDI, dr Mahesa Paranadipa Maikel MH mengatakan bahwa belum ada prediksi pasti serangan Covid-19 gelombang ketiga, tetapi kita bisa belajar dari kejadian-kejadian peningkatan kasus Covid-19 sebelum-sebelumnya. "Jadi kami sampaikan ini bukan prediksi IDI, tapi kami menggunakan beberapa prediksi yang disampaikan oleh pakar-pakar yaitu, prediksi gelombang ketiga itu di akhir tahun (2021) ya," kata Mahesa dalam Media Briefing bersama Tim Mitigasi IDI: Strategi Kesiapan Gelombang Ketiga, Selasa (12/10/2021).

Mahesa mengatakan, IDI tidak bisa memprediksikan secara pasti kapan gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia akan terjadi. Sebab, belum memprediksikan varian virus corona baru jenis apa lagi yang kemungkinan bisa muncul jika terjadi penularan secara masif di masyarakat.   

Baca juga: Membandingkan Zifivax dengan 9 macam vaksin Covid-19 lain yang diizinkan BPOM

Penularan Covid-19 yang masif di masyarakat di saat libur panjang bisa sangat mungkin terjadi karena akan meningkatnya mobilitas atau pergerakan masyarakat untuk berlibur, berkerumun dan lalai terhadap berbagai protokol kesehatan yang ada. Semakin banyak penularan Covid-19, maka virus SARS-CoV-2 akan semakin cepat dan mudah bermutasi, sehingga dapat membentuk varian-varian baru, di mana dikhawatirkan muncul varian yang lebih berbahaya daripada varian Delta yang ada saat ini.

Oleh karena itu, Mahesa berkata, meskipun angka kasus infeksi Covid-19 di Indonesia dilaporkan terus menurun, tetapi pemerintah sebaiknya tetap terus mengedukasi masyarakat untuk disiplin prokes dan vaksinasi. Target vaksinasi yang diharapkan adalah 75-80 persen untuk dosis ke 2, bukan hanya dosisi pertama dari seluruh populasi masyarakat Indonesia di akhir tahun 2021 ini.

Selain itu, ia juga mengingatkan agar tidak diberlakukannya pelonggaran-pelonggaran protokol kesehatan dan tetap dilakukan perketatan pengawasan di wilayah-wilayah wisata yang berpotensi jadi tempat terjadinya kerumunan massal. "Tapi kita berharap tidak ada gelombang ketiga ya, menghadapi gelombang pertama dan kedua saja kita sudah kewalahan,"  ujarnya.

Sebelumnya, Dicky menjelaskan Covid-19 gelombang ketiga bisa terjadi di Indonesia karena mayoritas masyarakat Indonesia belum mempunyai imunitas untuk melawan virus atau tingkat vaksinasi yang masih cukup rendah. 

Berdasarkan situs Covid19.go.id, penerima vaksin Covid-19 dosis ke-1 bertambah sebanyak 262.894 orang dengan totalnya sudah melebihi angka 100 juta orang atau 100.322.375 orang. Sedangkan penerima vaksin Covid-19 dosis ke-2 bertambah 197.897 orang dan totalnya meningkat melebihi 57 juta orang atau angka tepatnya 57.607.200 orang.

Serta penerima vaksin Covid-19 dosis ke-3 bertambah 3.908 orang dan kumulatifnya melebihi 1 juta orang atau 1.019.371 orang. Untuk target sasaran vaksin Covid-19 sebesar 208.265.720 orang.

Oleh karena itu, untuk mencegah Covid-19 gelombang ketiga, program vaksinasi nasional harus terus digencarkan. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia Terjadi? Ini Kata IDI",

 
Penulis : Ellyvon Pranita
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Selanjutnya: Sertifikat vaksin 1 dan 2 belum muncul di PeduliLindungi, lakukan solusi ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×