Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Dalam rangkaian kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan, Presiden Joko Widodo menghadiri acara di Ajou University, Seoul pada Selasa (17/5).
Sukardi Rinakit, Tim Komunikasi Presiden dalam keterangan persnya mengatakan, dalam acara tersebut Jokowi disambut oleh mahasiswa Korea Selatan dan Indonesia yang ada di Ajou University, Presiden Ajou University, serta Presiden Asia Journalist Association (AJA).
Dalam sambutannya, Jokowi kembali berbagi pengalamannya ketika pertama kali memulai karirnya di bidang politik. Mulai dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, serta saat ini menjabat sebagai Presiden RI.
Jokowi bilang, turun langsung ke sumber permasalahan dan berbicara langsung dengan rakyatnya ialah kunci untuk menemukan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi.
"Setiap orang, di kantor Wali Kota Solo saat itu, memberikan jawaban yang berbeda-beda. Banyak pula yang menyampaikan hal-hal yang tidak masuk akal. Akhirnya saya katakan kenapa kita tidak bertanya langsung," ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah Indonesia juga memandang ekstremisme dan radikalisme dengan sangat serius. Presiden kemudian menjelaskan dengan memberikan contoh kejadian serangan bom yang dilakukan di kawasan sekitar Sarinah beberapa waktu yang lalu.
Namun, Presiden mengutarakan bahwa dirinya merasa bangga terhadap rakyatnya yang tidak mudah terintimidasi oleh peristiwa semacam itu."Mereka menolak untuk diintimidasi. Hanya dalam beberapa jam setelah serangan, trending topic di Twitter Indonesia mengatakan #KamiTidakTakut," ujar Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo menerima penghargaan dari Asia Journalist Association (AJA) di Seoul, Korea Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News