kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cerita di balik penunjukan Menteri Keuangan baru


Rabu, 29 Mei 2013 / 15:17 WIB
Cerita di balik penunjukan Menteri Keuangan baru


Reporter: Umar Idris, Arief Ardiansyah, Noverius Laoli | Editor: Imanuel Alexander

Jakarta. Kabar yang ditunggu-tunggu selama dua bulan ini, akhirnya, datang juga. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Chatib Basri sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) menggantikan Agus Martowardojo yang menjadi gubernur Bank Indonesia.

Sejatinya, penunjukkan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini tidak terlalu mengejutkan. Sebab, nama Dede, begitu panggilan akrab Chatib Basri, memang masuk bursa Lapangan Banteng 1, sebutan menteri keuangan.

Dan, sebelum menetapkan nama Dede, Presiden melakukan “ritual” uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon menkeu. Melalui akun Twitternya @SBYudhoyono, Senin (20/5), pukul 11.40 WIB, Presiden berkicau akan melakukan fit and proper test atas kandidat pengganti Agus Marto. Sebelum tweet ini muncul, Dede terlihat memasuki Istana Presiden.

Sumber KONTAN yang dekat dengan lingkaran Istana membisikkan, sebelum menggelar uji kelayakan, SBY mengantongi dua nama calon menkeu. Selain Dede, calon lainnya adalah Any Ratnawati, Wakil Menkeu.

Tapi, “Presiden ragu karena Any pernah dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal proyek Pusat Olahraga Hambalang,” ungkap si sumber.

Dalam pemilihan menkeu kali ini, SBY tidak mudah menetapkan nama. Selain Any, nama lain yang meramaikan bursa adalah Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dan Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Sofyan Basir. Bahkan, berembus kabar lembaga keuangan internasional ikut melakukan lobi ke Istana. “Jika dilobi, Presiden justru hati-hati memilih,” kata sumber tadi.

Sayang, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah menolak menanggapi kabar tersebut. “Yang pasti, Presiden sudah memilih Pak Chatib sebagai menteri keuangan yang baru,” tegas Firmanzah.

Dalam pelantikan Dede sebagai menkeu, Selasa (21/5) lalu, SBY menegaskan, ada tiga tugas utama yang harus Dede pikul dalam masa jabatannya yang hanya satu setengah tahun. Pertama, menjalankan kebijakan fiskal yang hati-hati. Soalnya, ekonomi global masih bergejolak dan berpotensi makin menekan ekonomi Indonesia.

Kedua, memberikan dukungan kebijakan agar investasi di Indonesia terus meningkat, berupa insentif atau kebijakan fiskal lainnya. Ketiga, “Tugas mendesak lainnya adalah mengawal pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera Perubahan (RABPN-P) 2013 di DPR,” imbuh Presiden SBY.

Ada deal?

Sesaat setelah dilantik, Dede langsung bergegas menuju Senayan, tempat wakil rakyat berkantor, untuk menghadiri rapat paripurna yang membahas RAPBN-P 2013. Pembahasan ini sangat penting lantaran ada program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), sebagai syarat pemerintah mengerek harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, di dalam RAPBN-P 2013.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menargetkan, penggodokan RAPBN-P 2013 bisa tuntas dalam 30 hari. Jadi, “Kenaikan harga BBM sudah bisa dilaksanakan sebelum akhir Juni,” ungkapnya.

Dan, sumber KONTAN lainnya bilang, penunjukkan Dede sebagai menkeu tak lepas dari upaya pemerintah mengegolkan program BLSM di DPR. Menurut dia, ada kesepakatan politik antara SBY dengan Partai Golkar di balik penunjukkan Dede itu. Deal-nya adalah, Golkar bakal mendukung penuh program bagi-bagi duit tersebut. Sebagai balasannya, pemerintah harus membatalkan niatnya membeli saham divestasi Newmont Nusa Tenggara sebesar 7% senilai US$ 246,8 juta.

Usai bertemu SBY 8 Mei lalu, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengungkapkan, partainya mendukung program BLSM yang dulu bernama bantuan langsung tunai (BLT). Bahkan, Ical, sapaan Aburizal Bakrie, dua kali memimpin rapat Sekretariat Gabungan untuk membantu pemerintah melobi partai politik koalisi menyetujui BLT.

Sebelumnya, Agus Marto ngotot pemerintah harus membeli saham Newmont. Alhasil, keputusan ini menutup kesempatan pemerintah daerah (pemda) membeli saham perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu. Dan, kabarnya, perusahaan milik Ical akan masuk ke Newmont lewat pemda.

Harry Azhar Azis, politikus Golkar, mengaku tidak tahu menahu soal deal politik SBY dengan partainya terkait penunjukan Dede sebagai menkeu. “Pak Ical tidak bicara ke saya soal menkeu,” kata Wakil Ketua Komisi Keuangan (XI) DPR yang membahas RAPBN-P 2013, ini. Sedang Firmanzah menolak menanggapi kabar itu.

Kabar yang juga berembus, penunjukkan Dede sebagai menkeu untuk memuluskan pembangunan Jembatan Selat Sunda. Megaproyek ini sekarang terhenti karena ada silang pendapat antara Agus Marto dan Hatta. Agus Marto ingin biaya studi kelayakan Jembatan Selat Sunda menjadi tanggungan negara.

Sedangkan Hatta lebih suka investor yang mengongkosi studi kelayakan itu, yang berarti membuka jalan bagi Konsorsium Banten-Lampung sebagai pemrakarsa proyek untuk masuk.

Dede telah berjanji untuk melanjutkan pembicaraan proyek Jembatan Selat Sunda bersama Tim Tujuh bentukan pemerintah. “Sifatnya konstruktif mencari solusi untuk menyelesaikan masalah. Kalau ada soal-soal yang perlu diperbaiki, akan kita perbaiki,” katanya.

Cuma, Sofjan Wanandi, Ketua Umum Apindo, berpesan, menkeu yang baru harus independen dan berani menolak proposal anggaran yang aneh-aneh. “Kompromi boleh saja, asal jangan terhadap hal-hal yang prinsip,” imbuh dia.

Berani, Pak Dede?

***Sumber : KONTAN MINGGUAN 35 - XVII, 2013 Laporan Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×