kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Capai 500.000 penyuntikan per hari, Kemenkes masih terbentur stok vaksin


Selasa, 30 Maret 2021 / 12:06 WIB
Capai 500.000 penyuntikan per hari, Kemenkes masih terbentur stok vaksin
ILUSTRASI. Petugas menyuntikkan vaksinasi Covid-19 kepada warga lansia di Kampus Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Hang Jebat, Jakarta Selatan, Selasa (23/3/2021).


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut jumlah penyuntikan vaksin virus corona (Covid-19) di Indonesia telah mencapai 500.000 orang per hari.

Saat ini Indonesia pun telah mencapai total 10 juta orang yang divaksinasi dalam rangka mencapai kekebalan komunal atau herd immunity. Angka tersebut membuat Indonesia berada di posisi keempat negara terbanyak yang melakukan vaksinasi.

"Indonesia masuk dalam posisi 4 besar negara di dunia yang bukan produsen vaksin, tapi tertinggi dalam melakukan penyuntikan," ujar Budi dalam siaran pers, Senin (30/3).

Baca Juga: Makin bertambah! Ini daftar stasiun yang melayani GeNose C19 untuk naik kereta

Ditargetkan pada bulan Juli, jumlah penyuntikan vaksin Covid-19 bisa mencapai 1 juta per hari. Meski begitu kecepatan vaksinasi dipengaruhi oleh ketersediaan vaksin.

Budi menerangkan bahwa pada awal penyuntikan, proses vaksinasi berjalan lambat mengikuti stok vaksin yang ada. Sehingga dalam kondisi stok vaksin yang besar akan membuat penyuntikan cepat seperti saat ini. "Ketersediaan vaksin menjadi sangat penting dalam menjaga kelancaran program vaksinasi pemerintah," terang Budi.

Sebagai informasi, saat ini Indonesia memiliki perjanjian pengadaan dengan sejumlah produsen vaksin. Antara lain adalah Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, dan Novavax.

Indonesia juga memiliki kerja sama multilateral dalam pengadaan vaksin. Meski begitu, akibat adanya mutasi Covid-19 yang menyebabkan lonjakan kasus akan menimbulkan potensi sulitnya pengadaan vaksin.

Baca Juga: Mengatur ventilasi ruangan yang ideal di tengah pandemi

"Kita perlu berhati-hati mengatur laju penyuntikan karena adanya potensi embargo dari negara produsen vaksin yang mengalami lonjakan kasus di negaranya," jelas Budi.

Ritme vaksinasi disebut perlu diatur agar tidak ada kekosongan akibat melambatnya pengadaan vaksin. Selain itu, penerapan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 dengan menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak harus tetap dilakukan.

Budi juga mengajak masyarakat untuk menunda perjalanan jauh selama pandemi Covid-19. Hal itu untuk meminimalisir penularan saat grafik kasus Covid-19 di Indonesia telah mengalami penurunan.

Selanjutnya: UPDATE Corona Indonesia, Senin (29/3): Tambah 5.008 kasus baru, disiplin pakai masker

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×