kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,18   1,63   0.18%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan Devisa Akhir Tahun Bisa Capai US$ 140 Miliar


Rabu, 08 Juni 2022 / 14:21 WIB
Cadangan Devisa Akhir Tahun Bisa Capai US$ 140 Miliar
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2022 mencapai US$ 135,6 miliar.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2022 mencapai US$ 135,6 miliar. Jumlah ini turun US$ 0,1 miliar dari akhir April 2022 sebesar US$ 135,7 miliar.

Perkembangan posisi cadangan devisa pada Mei 2022 ini dipengaruhi penerimaan devisa migas, pajak dan jasa, serta kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Meski ada penurunan, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman optimistis ada potensi peningkatan cadangan devisa di akhir tahun 2022.

“Kami memperkirakan bahwa cadangan devisa akan menjadi sekitar US$ 130 miliar- US$ 140 miliar pada akhir tahun 2022,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Rabu (8/6).

Baca Juga: Ekonom DBS: Makroekonomi Indonesia Masih Solid di Tengah Ketidakpastian Global

Faisal juga memperkirakan surplus barang pada neraca transaksi berjalan pada tahun ini cenderung menyusut dikarenakan impor akan mengikuti ekspor seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi domestik. Sementara itu, defisit jasa juga cenderung melebar seiring membaiknya impor dan mobilitas masyarakat.

Namun, tren kenaikan harga komoditas khususnya batubara dan crude palm oil (CPO), hingga kini masih akan terus berlanjut, menopang surplus barang dan surplus transaksi berjalan cukup lama.

“Faktor yang membatasi surplus adalah lonjakan harga minyak karena Indonesia merupakan negara net importir minyak,” ujarnya.

Sementara itu, neraca keuangan 2022 diperkirakan akan menghadapi beberapa risiko penurunan yang mungkin menutupi potensi aliran masuknya selama periode pemulihan ekonomi. Adapun risiko yang dihadapi adalah gangguan rantai pasok global yang semakin parah serta tekanan inflasi baik pangan dan energi akibat perang Rusia-Ukraina.

Menurut Faisal, hal tersebut berpotensi mengakibatkan normalisasi moneter global yang lebih cepat dan lebih hawkish daripada yang diantispasi. Selain itu, hal tersebut juga telah memicu sentimen flight to quality atau risk-off di pasar portofolio Indonesia, khususnya di pasar obligasi pemerintah.

Baca Juga: Cadangan Devisa Bulan Mei 2022 Turun Tipis Jadi US$ 135,6 Miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×