Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,08% pada Februari 2019. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Februari) sebesar 0,24% dan tingkat inflasi tahunan sebesar 2,57%.
Deflasi pada Februari ini terjadi karena penurunan harga di beberapa kelompok pegeluaran yakni kelompok bahan makanan yang turun 1,11%.
Menurut BPS, beberapa komoditas yang menyumbang deflasi pada Februari yaitu daging ayam ras, cabai merah, telur ayam, bawang merah, bensin, cabai awit, ikan segar, wortel dan jeruk.
"Kalau kita lihat perkembangan tingkat infasi sejak 2017, Februari 2018 deflasi dibandingkan bulan Desember yang inflasi, 2017 sebelumnya inflasi dan sementara sekarang deflasi," ujar Yunita Rusanti, Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Jumat (1/3).
Lebih lanjut Yunita menjelaskan, dari 82 kota cakupan perhitungan IHK, terdapat 69 kota yang mengalami deflasi dan 13 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Merauke yakni sebesar 2,11%, sementara inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 2,98%.
Bahan makanan mengalami deflasi sebesar 1,11% dan ini memberikan andil deflasi sebesar 0,24% terhadap deflasi Februari. "Ini satu-satunya dari beberapa kelompok yang mengalami deflasi, yang lainnya inflasi," tutur Yunita.
Sementara, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,31% dengan andil inflasi 0,06. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi 0,25% dengan andil inflasi 0,06%. Sandang mengalami inflasi 0,27% dengan andil inflasi 0,01%. Kesehatan mengalami inflasi 0,36% dengan andil inflasi 0,01%, pendidikan, rekreasi dan Olahraga mengalami inflasi 0,11% dengan andil inflasi 0,01% Lalu transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,05% dengan andil inflasi Februari 0,01%.
"Komoditas yang memberikan andil deflasi pada transportasi adalah bensin khususnya untuk yang non subsidi. ini mengalami penurunan harga di Februari. Sementar tarif angkutan udara memberikan andil 0,03%," kata Yunita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News