kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

BPS Catat Deflasi 0,21% pada Agustus 2022, Terdalam Sejak September 2019


Kamis, 01 September 2022 / 11:22 WIB
BPS Catat Deflasi 0,21% pada Agustus 2022, Terdalam Sejak September 2019
ILUSTRASI. BPS mencatat terjadi deflasi 0,21% di bulan Agustus 2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terdapat penurunan harga (deflasi) pada bulan Agustus 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, deflasi pada bulan laporan sebesar 0,21% dibanding bulan sebelumnya.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, deflasi pada bulan Agustus 2022 ini merupakan yang paling dalam sejak September 2019.

“Di mana pada September 2019 terjadi deflasi sebesar 0,27% secara bulanan,” kata Margo dalam konferensi pers daring, Kamis (1/9).

Bila melihat komoditasnya, penyumbang deflasi pada bulan Agustus 2022 adalah komoditas bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, dan daging ayam ras.

Baca Juga: Ekonom Memprediksi Bakal Terjadi Deflasi pada Agustus 2022

Memang, sebagian besar disumbang oleh produk holtikultura. Mengingat di bulan Agustus 2022 terjadi panen di beberapa sentra produksi. Sebut saja panen di Nganjuk, Probolinggo, dan Demak yang merupakan sentra produksi bawang merah. Kemudian panen di Kediri dan Blitar untuk komoditas cabai.

Bila dilihat dari 90 kota yang disurvei oleh BPS, sebagian besar kota mengalami deflasi, yaitu sebesar 79 kota. Deflasi terdalam terjadi di Tanjung Pandan yang tercatat sebesar 1,65% dibanding bulan sebelumnya..

Lebih lanjut, dengan perkembangan tersebut, inflasi secara tahun kalender atau dari Januari 2022 hingga Agustus 2022 tercatat 3,63%. Sedangkan inflasi tahunan Indonesia tercatat 4,69%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×