kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Boediono: Film Soegija luar biasa


Selasa, 19 Juni 2012 / 22:30 WIB
ILUSTRASI. Diet vegan, cara terbaik menurunkan berat badan untuk penderita diabetes


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Wakil Presiden Boediono rupanya sangat terkesan seusai menyaksikan film Soegija. Dirinya tak sungkan untuk mengatakan luar biasa dan mengacungkan jempol buat film garapan Garin Nugroho ini.

"Luar biasa, saya acungkan 2 jempol," kata Boediono seusai menyaksikan film Soegija di XXI Epicentrum, Selasa (19/6).

Boediono mengaku sangat terkesan dan menikmati hampir dua jam durasi film Soegija. Terlebih, Garin sukses menyajikan latar film pada masa perjuangan."Mas Garin saya nikmati sekali film yang dibuat sedemikian pula. Saya paling terkesan nuansa zaman waktu itu bisa direkam kembali dan dinikmati semua yang pada waktu itu tidak rasakan perjuangan masa itu," katanya.

Boediono menuturkan peran Soegijo tampak jelas pada masa saat bangsa ini tengah berjuang. Tokoh nasional yang memotret dan turut dalam perjuangan bangsa merebut kemerdekaan."Ini baik sekali dan saya harap mas Garin memiliki karya-karya seperti ini," katanya.

Selain Boediono beserta Ibu Herawati Boediono, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi juga turut nonton bareng film Soegija.

Film ini disutradarai oleh Garin Nugroho dan diproduseri oleh Djaduk Ferianto. Soegija tak seperti film Garin terdahulu yang cuma dimengerti segelintir orang atau hanya pantas untuk diikutkan festival. Seperti Daun di Atas Bantal, Puisi Tak Terkuburkan, Rembulan di Ujung Dahan, dan Aku Ingin Menciummu Sekali Saja.

Film ini ingin melukiskan kisah-kisah kemanusiaan di masa perang kemerdekaan bangsa Indonesia (1940-1949). Soegija (diperankan Nirwan Dewanto) yang diangkat menjadi uskup pribumi dalam Gereja Katolik Indonesia. Baginya kemanusiaan itu satu, kendati berbeda bangsa, asal-usul, dan ragamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×