Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bank Indonesia saat ini sedang menjalin komunikasi secara intens dengan sejumlah bank sentral. Hal ini terkait langkah antisipasi pelemahan rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat.
Komunikasi itu dimaksudkan untuk diaktifkannya perjanjian kerjasama Billateral Swap Arrangement (BSA). Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, perjanjian BSA itu terkait dengan aktifitas perdagangan.
Nantinya, untuk aktifitas perdagangan dengan negara tertentu tidak akan menggunakan mata uang dollar AS, melainkan mata uang masing-masing negara. "Kita sekarang aktif dengan (Bank Sentral) tiongkok, Jepang dan Korea Selatan," ujar Agus, Senin (24/8) kemarin di Istana Bogor.
Selama ini, Indonesia memang sudah memiliki fasilitas BSA dari negara-negara tersebut. Hal ini diharapkan bisa mengurangi tekanan rupiah terhadap mata uang Dollar AS.
Hingga sekarang, Indonesia telah menandatangani BSA dengan berbagai negara. Beberapa di antaranya China senilai US$ 15 miliar, Jepang mencapai US$ 22,78 miliar, dan Korea Selatan sebesar US$ 10 miliar.
Indonesia juga terikat Perjanjian Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) antara Indonesia dan negara kawasan ASEAN dengan China, Jepang serta Korea Selatan.
Komitmen kerja sama CMIM sebesar US$ 120 miliar sempat ditingkatkan menjadi US$ 240 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News