kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI ramal deflasi di bulan April


Senin, 21 April 2014 / 11:33 WIB
BI ramal deflasi di bulan April
ILUSTRASI. Kunyit bisa bermanfaat dalam mengatasi rasa sakit pada jempol kaki karena asam urat.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan pada bulan April ini dapat terjadi deflasi. Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan, deflasi yang terjadi pada April ini dapat berkisar antara 0,08%-0,1%.

Menurut Agus, penurunan harga cabai merah dan beras berkontribusi tinggi terhadap terjadinya deflasi. Panen cabai merah di wilayah Jawa Timur mendominasi terjadinya koreksi atau penurunan harga cabai merah, setelah terjadinya erupsi Gunung Kelud.

Selain itu, panen beras yang melimpah juga turut berkontribusi terhadap deflasi yang diperkirakan akan terjadi. "Deflasi itu adalah kondisi yang konsisten. Kami amati bahwa cabai merah dan beras memberikan kontribusi yang tinggi kepada deflasi. Banyak yang menanam cabai dan membuat terjadinya koreksi harga cabai dan beras didukung oleh mulai ada panen yang melimpah," jelas Agus di Gedung BI, Jakarta, Senin (21/4).

Lebih lanjut Agus mengungkapkan, perkiraan deflasi terlihat dari survei bank sentral sampai dengan pekan ke-II bulan April 2014 ini. Hal ini menunjukkan, inflasi secara tahunan atau year on year pada April 2014 dapat turun ke kisaran 7,18% dari inflasi tahunan pada Maret yang berada pada level 7,32%.

"Artinya inflasi yoy tahu 2013 yang mencapai 8,38%, inflasi bulan lalu 7,32% bisa turun ke 7,18% secara yoy. Secara umum, harus dipelihara moneter dengan ketat, untuk meyakini bukan hanya inflasi terjaga 4,5% plus minus 1% pada akhir tahun 2014 tapi juga untuk mendorong terciptanya current account (neraca transaksi berjalan) yang lebih sehat," ucap Agus.

Seperti diketahui, harga makanan alias volatile food selalu menjadi faktor yang mendorong inflasi paling besar. Pada bulan Maret lalu, menurut Badan Pusat Statistik mengalami inflasi sebesar 0,08%. Sedangkan pada bulan Februari 2014 0,26%.

Ini artinya, inflasi dalam tiga bulan terakhir terus mengalami penurunan. Bank Indonesia memperkirakan hingga akhir tahun nanti inflasi akan berada di angka 4,5%. Angka tersebut sesuai target yang dibuat BI sejak awal tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×