kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.347.000 1,05%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 4,7%-5,5% di 2024, Ini Faktor Pendorongnya


Rabu, 22 Mei 2024 / 15:14 WIB
BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 4,7%-5,5% di 2024, Ini Faktor Pendorongnya
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (tengah) beserta jajaran Deputi Gubernur BI hadir saat jumpa pers pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta (22/5/2024).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,7% hingga 5,5% di 2024.

Gubernur  BI Perry Warjiyo mengatakan, perkiraan tersebut sejalan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 yang sebesar 5,11% atau tumbuh dari kuartal IV 2024 sebesar 5,04%. Pertumbuhan tersebut didorong permintaan domestik yang membaik.

Perry juga menyebut perkembangan ekonomi di kuartal II 2024 tetap membaik. Hal ini tecermin pada kinerja positif sejumlah indikator konsumsi rumah tangga dan investasi, seperti indeks keyakinan konsumen (IKK), indeks penjualan riil, dan purchasing managers' index (PMI) manufaktur.

“Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2024 diprakirakan berada dalam kisaran 4,7%-5,5%,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (22/5).

Baca Juga: Bank Indonesia Pertahankan BI Rate 6,25%

Ia menyampaikan BI akan terus memperkuat sinergi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, khususnya dari sisi permintaan.

Hal tersebut dilakukan melalui stimulus kebijakan makroprudensial yang ditempuh dengan stimulus fiskal pemerintah.

Untuk diketahui, BI memutuskan menahan suku bunga acuan Bi rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 21-22 Mei 2024.

Keputusan menahan BI rate tersebut, konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability, yaitu sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1% pada 2024 dan 2025. Termasuk efektivitas dalam menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah.

“Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×