Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memproyeksikan neraca pembayaran Indonesia triwulan IV-2019 terus membaik sehingga menopang ketahanan sektor eksternal. Sepanjang tahun 2019, BI proyeksikan defisit transaksi berjalan sekitar 2,7% dari produk domestik bruto (PDB).
Prakiraan BI ini dipengaruhi oleh surplus transaksi modal dan finansial, serta defisit transaksi berjalan yang terkendali.
Baca Juga: BI proyeksikan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2019 sebesar 5,1%
Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik pada Oktober-November 2019 tercatat neto US$ 6,20 miliar, lebih tinggi dari perkembangan triwulan III-2019 sebesar neto US$ 4,85 miliar.
Sementara itu, defisit transaksi berjalan diprakirakan terjaga, meskipun pada November 2019 neraca perdagangan mencatat defisit US$ 1,33 miliar.
Defisit yang sesuai prakiraan ini dipengaruhi kenaikan impor barang konsumsi sesuai pola musiman jelang akhir tahun dan kebutuhan impor untuk kegiatan produktif, di tengah kinerja ekspor yang belum kuat sejalan kondisi global yang melambat.
Baca Juga: BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5%, ini pertimbangannya
"Dengan perkembangan itu, defisit transaksi berjalan 2019 diprakirakan sekitar 2,7% PDB dan pada 2020 tetap terkendali dalam kisaran 2,5-3,0% PDB," tulis BI dalam keterangan tertulis, Kamis (19/12).
Posisi cadangan devisa pada akhir November 2019 cukup tinggi sebesar US$ 126,6 miliar, atau setara dengan pembiayaan 7,5 bulan impor atau 7,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Baca Juga: Rupiah menguat tipis 0,01% ke level Rp 13.987 per dolar AS (Pukul 11.00 WIB)
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk berupaya mendorong peningkatan PMA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News