kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

BI Perkirakan IHK ke Depan Akan Meningkat Didorong Tingginya Harga Energi Global


Selasa, 30 Agustus 2022 / 15:51 WIB
BI Perkirakan IHK ke Depan Akan Meningkat Didorong Tingginya Harga Energi Global
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia memperkirakan tekanan inflasi indeks harga konsumen (IHK)  ke depan akan meningkat, didorong oleh masih tingginya harga energi dan pangan global, serta kesenjangan pasokan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, inflasi inti dan ekspektasi inflasi diprakirakan berisiko meningkat akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi dan inflasi volatile food (inflasi pangan), serta semakin menguatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.

“Berbagai perkembangan tersebut diprakirakan dapat mendorong inflasi pada tahun 2022 dan 2023 berisiko melebihi batas atas sasaran 3,0±1%,” tutur Perry saat melakukan rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Selasa (30/8).

Untuk itu Perry bilang, diperlukan sinergi kebijakan yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia untuk menyiapkan Langkah-langkah dalam mengatasi permasalahan inflasi ke depannya.

Baca Juga: OJK Berkolaborasi dengan LPPI Perkuat Kualitas SDM Sektor Jasa Keuangan

Adapun menurutnya tekanan inflasi meningkat terutama karena tingginya harga komoditas pangan dan energi global. Inflasi IHK Juli 2022 tercatat sebesar 4,94% secara tahunan alias year on year (YoY), lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,35% YoY.

Inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile foods) tercatat sangat tinggi mencapai 11,47%, terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan global dan terganggunya pasokan.

Inflasi kelompok harga diatur pemerintah (administered prices) juga meningkat 6,51% YoY sejalan dengan kenaikan angkutan udara dan harga BBM nonsubsidi.

Sementara itu, inflasi inti masih relatif rendah sebesar 2,86% YoY didukung oleh konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga ekspektasi inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×