kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,49   -13,02   -1.39%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Lelang SBN oversubscribe perkuat otot rupiah


Jumat, 04 Januari 2019 / 15:03 WIB
BI: Lelang SBN oversubscribe perkuat otot rupiah
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah kembali menguat hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot rupiah menguat dan bergerak di level Rp 14.269. Penguatan ini diklaim Bank Indonesia (BI) karena meningkatnya kepercayaan pasar dan bekerjanya mekanisme pasar.

"Confidence investor semakin baik terhadap Indonesia, dan semakin bekerjanya mekanisme pasar valuta asing (valas) dalam negeri," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat (4/1).

Kepercayaan investor, kata Perry, terlihat dari lelang surat berharga negara (SBN) yang oversubscribe atau kelebihan permintaan.

"Ini targetnya Rp 15 triliun yang biddingnya lebih dari tiga kali bahkan lebih dari Rp 50 triliun, yang dimenangkan adalah Rp 28,2 triliun," jelas Perry.

Selain itu, menurut Perry, penguatan rupiah didorong suplai pasar di valas karena sebagian pembeli SBN merupakan investor asing.

Dia juga menjelaskan, bekerjanya mekanisme pasar utamanya pada Domestic Non-deliverable Forward (DNDF). Pasalnya spread DNDF dari spot NDF relatif mengecil.

"Spread onshore dan offshore mengecil dari yang Rp 50-Rp 60 sekarang di bawah itu," ungkapnya.

Sedangkan faktor global, ada dampak positif dari meredanya ketegangan perdagangan. Menurut Perry, pekan depan akan ada resolusi langkah lanjutan yang bisa meredakan premi risiko global.

Apalagi, ditambah dengan perlambatan ekonomi China yang diprediksi BI hanya tumbuh 6,5% lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2018 yang diprediksi 6,6%.

Dengan kenaikan Fed Fund Rate atau suku bunga Amerika Serikat (AS) probabilitasnya hanya terjadi kenaikan dua kali dari yang sebelumnya diperkirakan tiga kali. Alhasil, tren kenaikan suku bunga global tidak akan setinggi tahun 2018 sehingga dampaknya akan lebih positif terhadap rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×