kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI Catat Penurunan Harga pada Pekan Pertama Bulan Agutus 2022


Minggu, 07 Agustus 2022 / 14:23 WIB
BI Catat Penurunan Harga pada Pekan Pertama Bulan Agutus 2022
ILUSTRASI. Pedagang melayani pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (4/7/2022). BI Catat Penurunan Harga pada Pekan Pertama Bulan Agutus 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat adanya penurunan harga (deflasi) pada pekan pertama Agustus 2022. Berdasarkan survei pemantauan harga BI, deflasi pada minggu pertama Agustus 2022 sebesar 0,08% month on month (mom). 

Padahal, pada Juli 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,64% mom atau secara tahunan melesat ke 4,94% yoy. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi, BI, Erwin Haryono, mengatakan, ada sejumlah komoditas yang mendorong deflasi pada awal Agustus 2022 ini, seperti bawang merah, cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng. 

Baca Juga: Dongkrak Daya Beli, Kelompok Bank Besar Berlomba Tawarkan Bunga KPR Single Digit

“Ada bawang merah yang (harga) turun 0,13%, cabai merah turun 0,07%, cabai rawit dan minyak goreng turun masing-masing sebesar 0,05%,” tulis Erwin dalam laporannya, Jumat (5/8). 

Selain komoditas tersebut, ada juga penurunan komoditas angkutan udara sebesar 0,04% mom, daging ayam ras turun 0,03% mom, tomat turun 0,02% mom, serta bayam dan jeruk yang masing-masing turun 0,01% mom. 

Sebaliknya, ada beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga (inflasi) pada periode minggu pertama Agustus 2022, seperti bahan bakar rumah tangga yang naik 0,07% mom, rokok kretek filter naik 0,02% mom, serta air kemasan dan kentang yang masing-masing naik 0,01% mom. 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022 Diprediksi Bisa Capai 5,8%

Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×