kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI: Baru 12,29% UMKM yang memiliki potensi ekspor


Minggu, 30 Agustus 2020 / 22:10 WIB
BI: Baru 12,29% UMKM yang memiliki potensi ekspor
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembuatan kursi pantai berbahan rotan di Tegal Wangi, Cirebon, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) betul-betul ingin mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk bisa berorientasi ekspor. Pasalnya, hingga saat ini baru sekitar 118 UMKM atau sekitar 12,29% dari total 960 UMKM, yang sudah memiliki potensi ekspor.

"Kita ingin mengembangkan UMKM ini untuk naik kelas sehingga lebih sukses dan masuk ke dunia global," ujar Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, Sabtu (29/8).

Akan tetapi, Dody mengaku kalau hal ini tidak mudah. Tantangannya, bagaimana menyediakan produk yang premium serta memiliki pasar yang kuat. Selain itu, Dody juga bilang kalau ini butuh waktu serta kekuatan masing-masing UMKM berbeda-beda.

Baca Juga: Bank kebut ekspansi dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)

"Jadi, memang kita harus all out. Nggak bia setahun, dua tahun. Benar-benar harus bekerjasama juga dengan otoritas terkait seperti pemerintah daerah setempat, dan lain-lain," tambah Dody.

Selain itu, masalah lain muncul juga dari sisi digitalisasi. Dody pun bilang, hanya sekitar 13% UMKM Indonesia yang baru digitalisasi. Itupun, kadang masih belum maksimal dan sering sekali menemui kendala.

Seperti contohnya, saat ingin dihubungi atau ada yang ingin membeli lewat digital, kadang tidak bia dihubungi. Dalam kata lain, UMKM tidak siap untuk online selama 24/7. Ada juga kendala dalam hal marketing dan distribusi.

Baca Juga: Sebulan naik drastis, saham-saham ini masih menarik dikoleksi

Untuk itu, bank sentral pun mengaku siap untuk selalu sigap dalam mendampingi UMKM untuk bisa bertumbuh dan go digital, serta bisa mengekspor. Apalagi, di saat kondisi Covid-19 ini, banyak yang melakukan transaksi secara online.

"Kami pokoknya bertekad kalau program BI adalah untuk mendorong UMKM ke pasar global. Seperti negara-negara lain, Malaysia, China, Argentina, sudah memanfaatkan teknologi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×