kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Berharap Swasembada Tercapai dengan Tanaman Pengganti Tebu


Jumat, 12 Februari 2010 / 10:16 WIB
Berharap Swasembada Tercapai dengan Tanaman Pengganti Tebu


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Ada peluang investasi baru di sektor industri gula. Untuk menyiasati pencapaian swasembada gula pada 2014, pemerintah akan mengembangkan jenis gula bukan dari tebu. Kementerian Pertanian bahkan sudah menandatangani kerjasama pengembangan tropical sugar beet atau bit gula tropis sebagai salah satu alternatif penghasil gula.

Kerjasama pengembangan itu dilakukan oleh Kementerian Pertanian dengan PT Gula Bit Nusantara. Kerjasama ini mulai dari riset, budidaya, sampai pengembangan menuju komersialisasi tanam, yang ditargetkan bisa dilakukan pada 2011. "Jenis gula bit ini lebih baik dari tebu, baik dari segi kualitas maupun rendemen,” kata Dirjen Perkebunan Kementan Achmad Manggabarani, Kamis, (11/2).

Tropical sugar beet merupakan salah satu komoditas bahan baku alternatif penghasil gula dengan masa tanam yang pendek enam sampai delapan bulan dan potensi produktivitas yang tinggi, yaitu 80 ton per hektare. Dengan adanya alternatif bahan baku tebu ini, industri gula juga akan lebih efisien. Selama ini, pabrik gula hanya berproduksi saat musim giling tebu selama empat bulan saja. Di luar musim giling itu, pabrik tidak berproduksi alias menganggur.

Pemerintah berharap, dengan budidaya bit gula tropis ini, pabrik gula bisa terus melakukan aktivitas, usai musim giling tebu. Menurut Achmad, ada beberapa kelebihan tanaman bit ketimbang tebu. Antara lain, produksi gula dari hasil tanaman ini lebih tinggi dibanding tanaman tebu, tapi membutuhkan air yang lebih sedikit saat pertumbuhan tanaman.

Beberapa wilayah yang akan menjadi proyek pengembangan komersialisasi produksi gula bit ini adalah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan tipe tanah kering. "Untuk pengembangan riset, pertama kali kami akan menanam di Pasuruan Jawa Timur. Tanaman ini sangat prospektif," kata Achmad lagi.

Beberapa perusahaan pelat merah yang akan mengambangkan usaha ini adalah PTPN VIII dan PTPN X.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×