kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

AS bantu Indonesia berantas kemiskinan


Jumat, 26 April 2013 / 07:33 WIB
ILUSTRASI. CEO dan Founder Moduit, Jeffry Lomanto, memberikan paparan mengenai aplikasi Moduit Advisor yang diluncurkan hari ini (Kamis, 20/02) di Bandung


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Indonesia terpilih menjadi salah satu negara yang memperoleh hibah untuk program antikemiskinan sebesar US$ 600 juta atau setara Rp 5,8 triliun dari Amerika Serikat (AS), lewat  program Millennium Challenge Corporation (MCC).

Bantuan hibah mencakup empat program utama. Pertama, proyek green prosperity yakni upaya meningkatkan kemakmuran dengan cara memperbaiki pengelolaan sumber daya alam mendukung pertumbuhan ekonomi dengan berbasis pada energi terbarukan. Proyek senilai US$ 332,5 juta ini akan dilaksanakan antara lain di Riau, Jambi, Kalimantan.

Kedua, program kesehatan dan gizi berbasis masyarakat. Program ini senilai US$ 131,5 juta itu untuk mencegah anak-anak tumbuh kerdil akibat kurang gizi. Ketiga, efektivitas pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintah dengan sebesar US$ 50 juta.
Keempat, target kesetaraan gender. Program ini fokus pada tingkat  pengembangan kebijakan, kelembagaan, dan kapasitas yang menghambat partisipasi penuh perempuan. Proyek ini mendapat bujet sebesar US$ 5 juta.

J.W. Saputro, CEO Millenium Challenge Account Indonesia (MCA-I), menjelaskan dana hibah MCC diberikan selama lima tahun dengan total dana sebesar US$ 600 juta. Program ini akan dimulai sejak April 2013 ini dan akan berakhir sampai April 2017.

Saputro menjelaskan, pihaknya menggunakan economic rate return (ERR) sebagai syarat sebuah program layak dipilih. ERR merupakan sebuah sistem penilaian yang menggunakan pendekatan kontribusi ekonomi dari setiap program. Setiap program harus bisa menghasilkan ERR 10% dari nilai investasi yang dikeluarkan.

Nah, agar program efektif, Saputro meminta masyarakat terus melakukan pengawasan dan evaluasi. "Kami sendiri juga terus mengadakan evaluasi dan koreksi atas program yang dijalankan," katanya, Kamis (25/4).

Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel mengungkapkan, pemberian hibah MCC untuk pertumbuhan ekonomi dan membantu pemberdayaan masyarakat miskin yang belum tersentuh.  Tapi, Marciel mengakui, hibah tersebut tidak bisa mengkaver seluruh wilayah di Indonesia.
Sebab itu, sebelum program ini bergulir terlebih dahulu dilakukan pemetaan daerah.

Sebelumnya, Wakil Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional Lukita Dinarsyah Tuwo, menyebutkan, tahun ini akan mencairkan dana hibah ini US$ 20 juta untuk keempat proyek tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×