kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Arab Saudi lirik sektor infrastruktur & perumahan


Jumat, 03 Maret 2017 / 06:00 WIB
Arab Saudi lirik sektor infrastruktur & perumahan


Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah Arab Saudi telah berkomitmen untuk mengucurkan pinjaman melalui Saudi Fund Contribution to The Financing of Development Project senilai US$ 1 miliar. Rencananya, pinjaman dana dari Arab Saudi itu akan digunakan untuk memberikan dana pendamping (co financing) proyek infrastruktur dan proyek perumahan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, untuk merealisasikan komitmen itu, kedua negara akan menerjemahkannya dalam kesepakatan yang lebih detail. Pasalnya, dalam nota kesepakatan dan kesepahaman yang digelar di Istana Bogor Rabu (1/3) lalu tak mengatur secara rinci terkait sektor-sektornya.

Yang pasti, menurut Sri Mulyani, pihak Arab Saudi akan mengutamakan alokasi untuk pembangunan dan promosi ekspor non-migas. "Banyak sekali program pembangunan di Indonesia yang didanai dari berbagai sumber (sehingga berpeluang untuk masuk)," katanya, Kamis (2/3).

Skema pencairan dana dari Saudi Fund juga belum terformulasikan. Namun, pemerintah sudah memiliki banyak pilihan yang kini sudah ada di pipeline, sehingga tinggal disesuaikan dengan kemampuan Arab Saudi untuk menyertakan anggaran itu.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani bilang, Kadin mendukung positif realisasi penggelontoran pinjaman dari Saudi Fund untuk proyek-proyek di Tanah Air. "Ya tentunya kalau bisa diimplementasikan positif akan membantu perdagangan dan investasi," jelasnya.

Rosan bilang, investasi Arab Saudi di Indonesia terutama di bidang perdagangan masih minim. Makanya, ia berharap kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al- Saud ke tanah air ini bakal memacu investasi di bidang ini.

Mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang tahun lalu investasi Arab Saudi di Indonesia hanya US$ 900.000 yang tersebar di 44 proyek. Angka ini juga jauh lebih kecil ketimbang realisasi investasi Arab Saudi di Indonesia tahun 2015 sebesar US$ 30,36 juta yang tersebar di 28 proyek.

Mengutip data Kementerian Pedagangan (Kemdag) dalam lima tahun terakhir Indonesia selalu mencatat defisit perdagangan dengan Arab Saudi. Pada tahun 2016, perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi mencatat defisit US$ 1,39 miliar. Sementara di tahun 2015 defisit neraca dagang Indonesia dengan Arab Saudi tercatat US$ 1,36 miliar. Pada tahun 2016 nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi US$ 1,33 miliar, sedangkan impor dari Arab Saudi US$ 2,73 miliar. Pada 2015, ekspor Indonesia ke Arab Saudi hanya US$ 2,06 miliar, tapi nilai impor dari Arab Saudi US$ 3,42 miliar.

Sementara itu, di luar komitmen kerjasama investasi antara Aramco dan Pertamina di kilang Cilacap senilai US$ 6 miliar dan komitmen pinjaman dari Saudi Fund senilai US$ 1 miliar, para pengusaha Indonesia dan pengusaha Arab Saudi juga melakukan komitmen kerjasama investasi senilai US$ 9 miliar.

Menurut Rosan, perusahaan lokal yang terlibat tak hanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetapi juga swasta. Sektor-sektor yang dikerjasamakan itu antara lain di bidang perumahan, pariwisata, dan infrastruktur. "Ini baru MoU nya dulu. Detailnya akan diserahkan ke perusahaan masing-masing," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×