Reporter: Handoyo | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Persoalan banjir masih belum maksimal. Anggaran yang terbatas menjadi pangkal masalahnya, yang menyebabkan penangulangan bajir terbatas pada wilayah-wilayah yang dinilai strategis dan belum menyeluruh di seluruh kawasan.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Imam Santoso mengatakan, dari total panjang sungai yang ada yakni mencapai 24.802,64 kilometer (km), tidak seluruhnya dapat dilaukan pembenahan. "Anggaran untuk banjir di Indonesia masih rendah," kata Imam, Jumat (4/11).
Meski tidak merinci, Imam bilang beberapa wilayah yang menjadi prioritas dalam penanganan banjir tersebut antara lain Jakarta, Semarang dan Bandung. Untuk panjang sungai yang menjadi prioritas hanya 3.600 km atau hanya 14% dari total panjang sungai yang menjadi perhatian tersebut.
Sekadar catatan, tahun 2016 ini anggaran Ditjen SDA Kementerian PU-Pera untuk penangan banjir, lahar dan pantai mencapai Rp 5,5 triliun.
Sementara untuk tahun depan telah dialokasikan dana sebesar Rp 6,55 triliun. Menurut Imam, idealnya agar penangan banjir ini maksimal maka anggaran dinaikkan menjadi dua kali lipat.
Guna mengantisipasi dan mengurangi dampak risiko banjir, beberapa hal tengah dilakukan diantanay melakukan penelusuran sungai sebelum terjadi banjir untuk mengetahui kondisi sungai, tanggul dan prasarana sungai lainnya.
Dilakukan juga pengecekan pada daerah hulu bendung dan drainase utama perkotaan bila ditemukan sampah yang mengganggu sendimentasi sehingga dapat dilakukan pengerukan. Memberikan perhatian khusus pada pengoperasian pompa air dan pintu-pintu air yang berfungsi sebagai pengendali banjir.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan, Ditjen SDA Kementerian PU-pera Lolly Martina Martief mengatakan, untuk bencana juga dialokasikan dana penangan sebesar Rp 613,2 miliar. Dari jumlah tersebut, sampai saat ini sudah terpakai dan dalam proses mencapai RP 300 miliar-Rp 400 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News