kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Ahok: Saya etnis Tionghoa, apa bisa jadi gubernur?


Minggu, 29 Desember 2013 / 10:37 WIB
Ahok: Saya etnis Tionghoa, apa bisa jadi gubernur?
ILUSTRASI. Komisaris Utama Indra Nathan Kusnadi (kiri) dan Direktur Utama Galumbang Menak saat pencatatan perdana saham PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) alias Moratelindo di Bursa Efek Indonesia.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil Ahok menceritakan kenangannya bersama mantan Presiden RI ke-4, almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Sebagai tokoh yang pernah mendukungnya maju sebagai calon Gubernur Bangka Belitung di Pilgub Babel 2007, Gus Dur meyakini Basuki dapat menjadi gubernur bahkan pemimpin Indonesia.

Saat mendapat penolakan dari berbagai pihak, kepercayaan diri Basuki menipis begitu mengetahui ia merupakan warga minoritas.

"Siapa bilang orang turunan Tionghoa belum bisa jadi gubernur? Jadi presiden, kamu aja bisa," kata Basuki seraya menirukan ucapan Gus Dur, saat memberi testimoni di Haul ke-4 Gus Dur, di Pondok Pesantren Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2013) malam.

Walaupun akhirnya gagal menjadi gubernur, Basuki sangat berkesan saat-saat berjuang dibantu Gus Dur.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku bersyukur bisa mengenal Gus Dur. Karena Gus Dur pula yang mempengaruhinya terjun ke dunia politik.

Salah satu alasan mengapa Basuki ingin menjadi Gubernur Bangka Belitung, karena ingin mewujudkan jaminan kesehatan. Ia menginginkan Bangka Belitung dapat menjadi wilayah yang diperhitungkan di AFTA 2015.

Cita-citanya pun sama dengan cita-cita Gus Dur yaitu membangun pemerintahan yang mewujudkan keadilan sosial bukanlah bantuan sosial. Gus Dur pula yang mengingatkan Basuki untuk tetap teguh pada keyakinannya.

"Timses saya pernah menyuruh untuk jadi mualaf agar dapat suara banyak. Tapi, Gus Dur bilang enggak boleh. Beliau adalah contoh yang tidak pernah menggadaikan agama demi sebuah jabatan politik," kata Basuki lagi.

Di samping itu, Gus Dur juga pernah membela Basuki saat ia mengajukan gugatan di Mahkamah Agung karena merasa dicurangi dalam kekalahan di Pilkada. Bahkan, Gus Dur berniat mengirim sebanyak 2.000 banser untuk membela Basuki.

Ide "gila" Gus Dur tak berhenti sampai di situ. Gus Dur berniat membuatkan tenda bagi para banser itu. Namun, Basuki tidak menerima ide Gus Dur. Sebab, ia tidak mau sampai ada pihak yang mengorbankan nyawa demi niatnya menjadi gubernur.

Alumnus Universitas Trisakti itu juga pernah mendapat pujian dari Gus Dur karena membebaskan biaya kesehatan saat memimpin Kabupaten Belitung Timur.

Haul ke-4 Gus Dur itu dikunjungi oleh sekitar 4.000 orang dari sejumlah pesantren, majelis taklim, dan kalangan umum di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

Selain Basuki, tak sedikit pejabat lain yang hadir dan mendoakan Gus Dur. Antara lain mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, Kapolri (Jend) Sutarman, politisi Partai Golkar Akbar Tanjung, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, dan tokoh agama Frans Magnis Suseno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×