Reporter: Herlina KD | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Calon Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjalani uji kepatutan dan kelayakan di depan Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam presentasinya, Agus menyoroti tantangan yang dihadapi BI ke depan dan arah kebijakan ke depan.
Dalam makalahnya yang berjudul "Penyelarasan dan Penguatan Bank Indonesia Menuju Bank Sentral yang Kredibel dan Terpercaya untuk Mendukung Pembangunan Masyarakat Indonesia yang Berkesinambungan", Agus memaparkan beberapa tantangan yang dihadapi oleh BI ke depan.
Beberapa tantangan tersebut antara lain dinamika perekonomian, kerangka kebijakan moneter, stabilitas sistem keuangan, sistem pembayaran, manajemen aset dan kewajiban, financial inclusion, perbankan syariah, kerjasama internasional, dan tata kelola BI.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Agus mengemukakan arah kebijakan ke depan, "Dengan fokus utama dalam kebijakan moneter adalah mencapai kestabilan harga dan menjaga nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya," kata Agus, Senin (25/3).
Untuk mencapainya, Agus bilang ada beberapa strategi kebijakan yang akan dilakukan dalam memperkuat stabilitas moneter yaitu meningkatkan efektifitas pelaksanaan bauran kebijakan yang terdiri dari instrumen suku bunga, nilai tukar dan makroprudensial.
Selain itu, ia juga akan meningkatkan efektifitas koordinasi dan sinergi kebijakan dengan otoritas fiskal dan sektor riil dalam pengendalian infalsi melalui forum Tim Pengendali Inflasi dan Tim Pengendali Inflasi Daerah.
Tak hanya itu, Agus juga berjanji untuk melakukan pendalaman pasar keuangan nasional untuk meningkatkan efektifitas transmisi kebijakan moneter, melakukan pengaturan dan pengembangan pasar rupiah dan pasar valuta asing, serta mengatur kebijakan devisa.
Untuk mendorong stabilitas sistem keuangan, Agus mengatakan ke depan BI akan meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Alasannya, kondisi instabilitas sistem keuangan bisa berasal dari internal maupun eksternal. Perlu koordinasi antara makro prudensial yang ada di BI dan mikro prudensial yang saat ini ada di OJK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News