kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Ada investasi baru senilai US$ 1,3 miliar


Kamis, 30 Agustus 2012 / 15:26 WIB
Ada investasi baru senilai US$ 1,3 miliar
ILUSTRASI. Pada penutupan Senin (19/7) IHSG tercatat di level 6.017 atau turun 0,9 persen di tengah merebaknya ksus positif COVID-19 di AS. ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Edy Can

JAKARTA. Investasi yang mengalir ke Indonesia terus bertambah. Kali ini, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan, ada investasi baru senilai US$ 1,3 miliar.

Investasi pertama berasal dari sebuah perusahaan popok asal Jepang senilai US$ 300 juta. Kepala BKPM Chatib Basri mengatakan, investasi pabrik popok asal Jepang akan bisa direalisasikan pada Agustus 2013 nanti. Menurutnya, saat ini proses pembangunan dan konstruksi pabrik popok tersebut di Cilegon, Banten baru mencapai 70%. "Mekaniknya juga baru selesai Februari 2013 nanti," kata Chatib di Jakarta Kamis (30/8).

Investasi kedua dari pabrik komestik asal Prancis, L`oreal. Chatib mengatakan, L'oreal akan membangun pabrik komestik terbesar di dunia dengan nilai investasi US$ 1 miliar.

Rencananya, L`oreal akan membuka pabriknya awal November 2012 ini. Namun sayangnya, Chatib tidak menyebutkan di mana pabrik L`oreal tersebut akan dibangun dan detail rencana produksi pabrik komestik tersebut.

BKPM juga menerima beberapa rencana investasi yang akan dilakukan oleh enam investor lainnya. Rencana investasi tersebut berasal dari; Lotte, perusahaan kimia asal Korea senilai US$ 5 miliar; MEC+ Nelco; perusahaan Uni Emirat Arab dan India senilai US$ 5 miliar; SDIC, perusahaan semen asal Cina senilai US$ 3 miliar; Kereta Api Borneo, perusahaan rel kereta api asal Singapura senilai US$ 1,8 miliar; Huadian Power, perusahaan listrik asal Hongkong senilai US$ 1,6 miliar; Bhimasena Power, perusahaan listrik asal Jepang senilai US$ 3,7 miliar. "Semua itu lagi diproses tetapi itu akan menjadi prioritas, dan sambil memproses itu kita juga akan perbaiki beberapa faktor sehingga mereka bisa masuk dengan segera," kata Chatib.

Chatib mengatakan, ada beberapa hal yang mesti diperbaiki. Pertama, perbaikan proses perizinan investasi di lembaganya. Menurutnya, perbaikan dilakukan dengan menerapkan sistem tracking dalam proses pengurusan perijinan investasi.

Melalui sistem ini, nantinya setiap investor yang mengurus perijinan investasinya akan diberikan nomor PIN yang bisa digunakan untuk mengecek status pengurusan perijinan investasi mereka. Sehingga, mereka bisa tahu di mana lamanya proses perijinan tersebut diproses.

Chatib mengatakan sistem tracking ini akan mulai diluncurkan September 2012 nanti. Dengan demikian, dia mengatakan setiap bagian di BKPM yang ketahuan menghambat proses perizinan investasi nanti akan dikenai sanksi. Begitupula, mereka yang memperlancar dan bekerja dengan cepat, akan mendapatkan penghargaan.

Perbaikan kedua adalah front office. Bagian tersebut akan diubah seperti customer care center yang ada pada sebuah bank. Diharapkan dengan perubahan ini, proses antre pengurusan izin investasi yang biasanya mencapai enam jam bisa dipersingkat menjadi tiga jam saja.

Ke tiga, akan dilakukan dengan memperbaiki website BKPM agar menjadi lebih komunikatif. "Investor itu tidak mungkin datang ke Indonesia hanya untuk bertanya, terlalu mahal , dia pasti hubungi kita melalui email telpon atau web, sekarang banyak email yang masuk hanya untuk bertanya how to apply, itu artinya website kita belum komunikatif makanya itu mau kita perbaiki agar investor tidak bingung lagi," kata Chatib

Chatib yakin dengan perbaikan-perbaikan tersebut investasi dari beberapa perusahaan tersebut bisa direalisasikan. Bukan hanya itu, dalam kaitannya dengan target yang lebih besar, Chatib yakin bisa semakin memperbaiki iklim investasi di Indonesia, sehingga target investasi 2012 sebesar Rp 283 triliun bisa dicapai bahkan bisa mencapai Rp 300 triliun. Dia juga yakin bahwa dengan perbaikan tersebut target investasi sebesar Rp 390 triliun yang telah ditetapkan pemerintah untuk tahun 2013 nanti bisa dicapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×