Reporter: Dian Pitaloka,Rella Shaliha | Editor: Test Test
JAKARTA. Program jangka panjang (multi years) Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) tahun 2008 dan 2009 terancam gagal. Sebab, program ini terhalang oleh anggaran yang minim.
Saat ini dana yang tersedia untuk program Gerhan hanya Rp 250 milyar. Dana sebesar itu hanya cukup untuk membiayai program pemeliharaan tahun 2007 di atas lahan seluas 315.535 hektare. Dengan begitu, target Gerhan tahun 2008 seluas 1,7 juta hektare dan 2009 seluas 1,9 juta hektare terancam gagal.
Dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, kemarin (17/9), Menteri Kehutanan MS Kaban meminta dukungan Komisi IV untuk menyetujui penggunaan dana sebesar Rp 325 miliar yang kini sudah tersedia di dalam anggaran Departemen Kehutanan. "Jika Komisi setuju bisa diproses lebih lanjut untuk penerbitan DIPA," kata MS Kaban. Komisi IV tidak langsung memberi jawaban atas permintaan Menhut MS Kaban. Komisi IV akan menjawab permintaan ini pekan depan.
Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) Departemen Kehutanan Sunaryo menyesalkan ketidakseriusan pemerintah untuk menghijaukan hutan Indonesia. "Jika mau serius, anggarannya harus dicukupi, bisa disetarakan dengan pentingnya pembangunan infrastruktur," kata Sunaryo kesal.
Program Gerhan berlangsung sejak tahun 2007. Program ini terdiri dari kegiatan reboisasi oleh BUMN dan Non BUMN. Sasaran tahun pertama seluas 900.000 hektar, namun realisasinya hingga akhir tahun 2007 hanya 28.365 hektare (Provinsi Lampung dan DIY).
Tahun 2008, sasaran Gerhan sebesar 735.745 hektare. Berhubung anggaran minim, tahun 2008 ini hanya melanjutkan kegiatan Gerhan tahun 2007, yaitu melakukan penilaian hasil tanaman dan pemeliharaan tanaman tahun 2007.