kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

2016-2030, kebutuhan investasi Asia capai US$ 26 T


Selasa, 21 Maret 2017 / 15:51 WIB
2016-2030, kebutuhan investasi Asia capai US$ 26 T


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) menghitung kebutuhan investasi pembangunan infrastruktur oleh negara-negara di kawasan Asia mencapai selama 2016-2030 sekitar US$ 26 triliun.

Oleh karena itu, dibutuhkan sekitar US$ 1,7 triliun atau Rp 22.610 triliun setiap tahunnya. Wakil Presiden ADB Bambang Susantono mengatakan, angka tersebut dibutuhkan dengan catatan negara ingin mempertahankan momentum pertumbuhan, memberantas kemiskinan, dan merespons perubahan iklim.

Bila tanpa memperhitungkan perubahan iklim, kebutuhan investasi yang dibutuhkan adalah US$ 1,5 triliun per tahun atau Rp 19.950 triliun.

“Jika tidak memperhatikan faktor perubahan iklim, maka kebutuhan pembangunan infrastruktur di kawasan Asia selama 2016-2030 adalah sekitar US$ 22,6 triliun,” katanya di Jakarta, Selasa (21/3).

Nah, dari kebutuhan US$ 26 triliun, diperlukan US$ 14,7 triliun untuk investasi di sektor kelistrikan, sebesar US$ 8,4 triiun di sektor transportasi, telekomunikasi US$ 2,3 triliun, serta sektor air dan sanitasi US$ 800 juta sepanjang 2016-2030.

Perkiraan senilai US1,7 triiiun per tahun ini mencapai lebih dari dua kali lipat perkiraan ADB sebelumnya pada 2009, yaitu sebesar US$ 750 miiiar. Dimasukkannya investasi yang berkaitan dengan iklim adaiah faktor utama penyumbang kenaikan tersebut.

Di sisi lain, Deputy Chief Economist ADB, Juzhong Zhuang mengatakan bahwa Asia Timur akan mengambil porsi hingga 61% dari kebutuhan investasi yang sudah disesuaikan dengan perubahan iklim hingga 2030. Namun, apabila ditinjau dari persentase terhadap PDB, subkawasan Pasifik memimpin dengan kebutuhan investasi senilai 91% dari total PDB-nya.

“Berikutnya adalah Asia Selatan 8,8% atau US$ 6,3 miliar, Asia Tengah 7,8% atau US$ 565 miliar, Asia Tenggara 5,7% atau US$ 3,1 miliar, dan Asia Timur US$ 16,02 miliar atau 5,2% dari PDB," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×