Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Tahun 2009 memang identik dengan pemilu. Maklum, di tahun yang dalam kalender China merupakan tahun kerbau itu akan digelar hajatan besar pemilihan umum. Tepatnya, pelaksanaan pemilu akan dimulai 9 April 2009. Selanjutnya, September 2009 semua hajatan demokrasi itu baru kelar dan rezim baru terpilih.
Seperti biasa menjelang pemilu, banyak orang waswas akan kondisi politik dan keamanan dalam negeri. Maklum, pada masa-masa pemilu, suasana politik sering memanas dan keamanan terganggu. Jika suasana menjadi rawan seperti itu, otomatis perputaran roda bisnis juga terganggu. "Situasi persaingan partai politik terlihat mulai menajam," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) M.S. Hidayat.
Pengamat politik Universitas Airlangga Daniel Sparingga menilai, saat ini perkembangan politik berkait erat dengan perkembangan krisis finansial. "Makanya politik akan menonjolkan ketokohan daripada ideologi atau afiliasi politik," ujar Daniel.
Dia memperkirakan, kalau krisis global semakin parah, mayoritas rakyat akan memalingkan wajah pada sosok baru. "Bisa saja Wiranto dengan Hanura dan Prabowo Soebianto dengan Gerindra-nya melipatgandakan suara," cetus Daniel.
Menurut hitungan Daniel, peluang Wiranto dan Prabowo untuk dipilih empat kali lipat lebih tinggi saat ekonomi krisis, ketimbang jika kondisi ekonomi stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News