Sumber: Kompas.com | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara Asren Nasution mengatakan, korban tewas akibat awan panas erupsi Gunung Sinabung, Kabanjahe, Sumatera Utara, Sabtu (1/2/2014), berjumlah 14 orang. Hal itu dikatakan Asren dalam wawancara dengan Metro TV, Sabtu malam. Para korban ditemukan di Desa Sukameriah.
"Ada 14 korban. Keempatbelas jenazah di rumah sakit Kabanjahe. Satu orang sudah dijemput keluarga," kata Asren seperti yang dikutip Kompas.com.
Sementara itu, kata Asren, selain korban tewas, ada tiga orang korban luka yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Evarina Etaham Kabanjahe. Tiga korban luka itu adalah Sehat Sembiring (48), Surya Sembiring (21), dan Doni Sembiring (65).
Mengenai kemungkinan bertambahnya jumlah korban, Asren mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Badan SAR Nasional, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk upaya pencarian korban pada Minggu (2/2/2014) besok.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, masih ada korban yang belum bisa dievakuasi karena adanya potensi awan panas susulan.
Sutopo menjelaskan, sebenarnya ada larangan warga untuk masuk mendekati kawah Gunung Sinabung dengan radius 5 kilometer. Berbagai rambu pelarangan, sosialisasi, serta penempatan petugas di jalan masuk sudah dilakukan. "Namun ternyata masih ada warga yang masuk di daerah berbahaya. Untuk itu perlu kerja sama bersama," ujarnya.
Warga langgar peringatan berbahaya
Sebelumnya, Letkol Asep Sukarna, Dandim Karo yang juga berfungsi sebagai Komandan Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung bilang, korban tewas berada di lintasan awan panas di Desa Sukameriah di radius 3 km dari puncak kawah Gunung Sinabung.
Asep bilang, upaya pelarangan warga masuk radius 5 km sebagai daerah terlarang sudah dilakukan melalui banyak hal, seperti pemasangan rambu-rambu, sosialisasi, penempatan petugas di jalan masuk dan sebagainya, namun ternyata masih ada warga yang masuk di daerah berbahaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News