kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45874,39   11,11   1.29%
  • EMAS1.350.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenpera gandeng REI garap rumah dalam program MP3EI


Jumat, 24 Juni 2011 / 14:21 WIB
 Kemenpera gandeng REI garap rumah dalam program MP3EI
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/9/2020). Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2020 mengalami surplus 2,33 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 13,07 miliar dolar AS dan imp


Reporter: Dani Prasetya | Editor: Test Test


JAKARTA. Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan Real Estate Indonesia (REI) menjalin kerjasama untuk pengadaan hunian pada enam koridor ekonomi dalam Masterplan Perluasan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Kemenpera akan menggandeng REI untuk menggarap 20 kota baru yang memiliki konsep sebagai kawasan siap bangun yang lahannya dapat disediakan oleh pengembang atau pemerintah daerah (pemda) setempat.

Ketua Umum REI, Setyo Maharso mengatakan dari total rencana pembangunan 20 kota baru, sebanyak 10 kota baru telah bekerjasama dengan REI. Proyek kota baru itu berlokasi di Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.

Khusus salah satu proyek kota baru yang berlokasi di Bogor akan terintegrasi dengan kota baru Provinsi Banten yaitu Maja. Integrasi kota baru itu diperkirakan dapat menarik investasi hingga US$ 15 miliar atau setara dengan Rp 135 triliun (dengan kurs Rp 9000 per dollar US).

Kota baru Maja itu menjadi bagian dari program Greater Jakarta yang dilengkapi perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pusat industri dan pelabuhan. "Pembangunan kota baru ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan rumah di enam koridor ekonomi agar kawasan perumahan lebih teratur," papar dia, Jumat (24/6).

Sebagai informasi, Menpera Suharso Monoarfa sebelumnya menyatakan, kebutuhan dana untuk membangun kota baru Maja mencapai Rp 150 triliun. Besarnya angka kebutuhan itu mengharuskan adanya partisipasi investor swasta dan luar negeri untuk membangun kota baru tersebut. Apalagi, pemerintah hanya mampu mendanai sekitar 10% dari total kebutuhan dana.

Dana yang tersedia untuk proyek itu, kata dia, masih sekitar US$ 1,2 miliar atau Rp 10,8 triliun. Oleh karena itu, pemerintah meminta partisipasi investor untuk menggarap proyek itu dengan sistem kerja sama pemerintah swasta alias public private partnership (PPP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×