kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah sentuh Rp 15.000, Sri Mulyani: Fundamental kita masih kuat


Selasa, 02 Oktober 2018 / 18:31 WIB
Rupiah sentuh Rp 15.000, Sri Mulyani: Fundamental kita masih kuat
ILUSTRASI. Menkeu Sri Mulyani


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih tertekan terhadap dollar AS. Bahkan hari ini, Selasa (2/10) rupiah menyentuh level Rp 15.025. Terhadap hal tersebut, pemerintah menganggap fundamental ekonomi kita masih cukup baik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada dasarnya pemerintah bersama-sama dengan Bank Indonesia terus melihat perkembangan rupiah. Tapi di satu sisi, pihaknya melihat indikator-indikator yang menopang perekonomian.

"Umpamanya, kalau dari sisi perbankan, apakah sektor perbankan kita cukup kuat dan terus akan bisa menyesuaikan dengan nilai Rp 15.000 ini. Kita lihat dari capital adequacy ratio-nya mereka, dilihat dari non performing loan mereka, dilihat dari landing rate mereka bagaimana," jelas dia di Kantor Presiden, Selasa (2/10)

Menurutnya, keadaan perbankan di Oktober ini masih cukup baik. Sementara dari sektor riil, pertumbuhan ekonomi di kuartal III juga diperkirakan cukup tinggi.

Apalagi, inflasi mengalami penurunan, deflasi dan pertumbuhan dari sektor konsumsi, investasi masih cukup baik. kemudian ekspor dan belanja pemerintah yang tumbuh 8% juga bisa memberikan kontribusi positif.

"Dari sisi kestabilan secara umum tentu Bank Indonesia akan terus mengelola nilai tukar ini sehingga bisa mengawal perekonomian, menyesuaikan dengan tingkat ekuilibrium baru. Kita tentu semua berharap dan terus akan menjaga dengan menggunakan instrumen yang ada," kata Sri Mulyani.

Dari Kementerian Keuangan juga akan menggunakan instrumen APBN, fiskal dalam menjaga perekonomian. Hal itu dilakukan demi menjaga pertumbuhan ekonomi, meningkatkan stabilitas dan juga melindungi kelompok masyarakat yang paling rawan.

Tapi Sri Mulyani mengaku masih perlu melakukan penyesuaian terhadap level normalisasi dari kebijakan moneter Amerika Serikat yang berdampak terhadap rupiah. Hal tersebut dilakukan dalam upaya menjaga perekonomian secara baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×