kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Indonesia berupaya persempit defisit perdagangan dengan China


Jumat, 01 November 2019 / 17:20 WIB
Pemerintah Indonesia berupaya persempit defisit perdagangan dengan China
ILUSTRASI. Signs promoting the upcoming China International Import Expo (CIIE) are seen at Lujiazui financial district in Pudong, Shanghai, China October 17, 2018. REUTERS/Aly Song


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia berupaya untuk memperkecil defisit perdagangan dengan China dengan menggenjot kinerja ekspor. Guna mencapai target tersebut, berbagai langkah dilakukan salah satunya berpartisipasi dalam The 2nd China International Import Expo (CIIE) 2019 pada 5–10 November 2019. 

“Tujuan partisipasi Indonesia pada CIIE adalah untuk meningkatkan ekspor ke Tiongkok dan memanfaatkan liberalisasi, globalisasi perdagangan, serta keterbukaan pasar Tiongkok,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Dody Edward, Jumat (1/11).

CIIE merupakan pameran produk impor yang diselenggarakan Kementerian Perdagangan Tiongkok (MOFCOM) yang menempati area seluas 500.000 m². Pameran ini akan menampilkan produk impor dari 172 negara dan ditargetkan dikunjungi lebih dari 150.000 orang. 

Baca Juga: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hadirkan Mitra Binaan UKM di Pameran Indocraft 2019

Pameran dibagi dalam dua area yaitu Country Pavilion for Trade and Investment dan Enterprise and Business Exhibition. Country Pavilion for Trade and Investment merupakan area yang dikhususkan sebagai ruang pamer untuk menampilkan produk unggulan, informasi investasi, dan pariwisata dari negara peserta.

Sedangkan, area Enterprise and Business Exhibition pelaku usaha yang menampilkan produk impor dengan kategori produk peralatan berteknologi tinggi, peralatan elektronik, kendaraan, pakaian, aksesori, dan barang-barang konsumsi, produk pertanian dan makanan, peralatan medis dan produk perawatan medis, serta perdagangan jasa.

Pada pameran ini, Paviliun Indonesia menempati area seluas 136 m² di Hall 5.2. Paviliun Indonesia akan menampilkan stan Perusahaan Gas Negara, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dan PT Astra International. 

Baca Juga: UI bantu startup bertemu calon investor lewat program akselerator

Selain itu, akan ditampilkan produk unggulan Indonesia seperti kelapa sawit, kopi, dan sarang burung walet. Pada paviliun tersebut, juga akan digelar kegiatan cicip kopi dari Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI), dan tarian tradisional seperti tari sajojo, tari hantak mahantak, dan tari genjring.

Sementara, pada area Enterprise and Business Exhibition, Kemendag bekerja sama dengan PT Dyandra Promosindo selaku penyelenggara Indonesia akan menempati zona Food and Agriculture seluas 300 m² di Hall 8.2 dan zona Equipment seluas 18 m² di Hall 4.1. 

Pada area ini, perusahaan yang berpartisipasi sebanyak 17 perusahaan, yang menampilkan produk kelapa sawit, kopi, teh, sarang burung walet, makanan dan minuman, aneka bumbu, biofuel, dan biji plastik. 

Baca Juga: CIPS: Serapan tenaga kerja turun, pemerintah perlu tingkatkan kebijakan pro investasi

Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia dengan total perdagangan pada 2018 mencapai US$ 72,7 miliar. Sementara, pada Januari-Agustus 2019 total perdagangan kedua negara tercatat sebesar US$ 45,9 miliar. 

Produk utama ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok di antaranya batu bara muda; minyak kelapa sawit dan turunannya, batu bara, bubur kayu kimia, feronikel, batu bara bitumen, serta bijih nikel, dan konsentrat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×