kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ledakan di Monas, sempat ditutup hingga kembali dibuka bagi masyarakat


Selasa, 03 Desember 2019 / 17:05 WIB
Ledakan di Monas, sempat ditutup hingga kembali dibuka bagi masyarakat
ILUSTRASI. Suasana tempat wisata Monas, Jakarta, Jumat (31/8). Terjadi ledakan di sekitar Monas pada hari Selasa (3/12/2019).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peristiwa ledakan di Monas sempat mencuri perhatian masyarakat pagi ini, Selasa (3/12). Dimana ledakan di Monas tersebut telah menimbulkan korban berat dan ringan.

Mengutip Kompas.com, Aparat TNI dan Polri telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dari ledakan granat asap di dalam kawasan Monas tersebut. Setelah selesai melakukan olah TKP, Monas kembali dibuka untuk 8untuk.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, tim Pubslabfor dan Inafis telah melakukan olah TKP dan juga dari tim Gegana dan TNI di kawasan Monas. "Olah TKP sudah selesai dan police line sudah dibuka," ujarnya di Polda Mtro, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Bursa saham Asia anjlok setelah Trump kenakan tarif atas produk Brasil dan Argentina

Setelah olah TKP, pasca ledakan di Monas tersebut, masyarakat diizinkan kembali beraktivitas di kawasan Monas.

Ledakan di Monas, yang berasal dari granat asap tersebut terjadi persis di depan Gedung Kementerian Dalam Negeri, Jalan Medan Merdeka Utara, Selasa Pagi.

Akibat ledakan di Monas tersebut, dua orang anggota TNI, yakni Serka Fajar dan Praka Gunawan menderita luka berat. Rifan selaah satu petugas keberasihan, sebagaimana dikutip dari Kompas.com mengatakan, waktu ledakan di Monas terjadi, ia tengah menyapu kawasan Monas.

Ia mengaku kaget saat mendengar ledakan di kawasan Monas tersebut. Ia mengaku melihat asap akibat ledan di Monas tersebut membumbung ke atas.

Menurut Rifan, ia melihat dua orang anggota TNI yang menjadi korban ledakandi Monas terlihat lemas, tapi masih sadarkan diri. “Kalau dari yang saya lihat tuh ya, jari-jarinya hilang. Terus dia (korban) sempat berdiri, duduk, terus berdiri, terus tiduran,” ucapnya. 

Beberapa menit setelah kejadian, dua anggota TNI yang menjadi korban langsung dibawa menuju RSPAD dengan menggunakan ambulans.  “Jadi cuma satu, terus TNI yang jaga di sini datang naik motor dan langsung panggil yang lain (anggota yang lain) dibawa ke ambulans,” kata Rifan.

Baca Juga: BEI: Ledakan di Monas salah satu penekan IHSG pada perdagangan, Selasa (3/12)

Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengimbau masyarakat agar tetap tenang menjalankan aktivitasnya seperti biasa pasca adanya ledakan di Monas. Ledakan diduga granat asap terjadi di halaman Monas, tepatnya di depan Kementerian Dalam Negeri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2019). 

“Imbauan Pak Kapolda dan Pangdam Jaya pada masyarakat untuk tetap tenang. Silakan beraktivitas seperti biasa,” ujar Yusri setelah ledakan di Monas, Selasa. 

Yusri mengatakan, situasi pasca ledakan di Monas terkini telah normal kembali dan dapat dibuka untuk pengunjung. Bahkan, police line di lokasi kejadian pun tidak lagi terpasang. 

“Sudah, police line sudah kami buka, langsung kami buka setelah olah TKP tadi. Sekarang sudah mulai landai,” kata Yusri usai mengecek kejadian pasca ledakan di Monas. 

Ia juga mengatakan, pihak kepolisian masih mendalami penyebab dan asal muasal granat asap itu yang menimbulkan  ledakan di Monas tersebut.“Memang kami masih dalami apa yang jadi penyebabnya. Sementara kami masih menunggu keterangan korban,” ucap Yusri. 

Baca Juga: Ledakan terjadi di Monas, Jalan Medan Merdeka Utara ditutup

Pengamat Inteligen Beni Sukadis mencurigai keberadaan granat asap yang menimbulkan ledakan di Monas yang meledak dan melukai dua tentara pada Selasa (3/12/2019) pagi. Beni menduga, granat itu sengaja diletakkan di Monas sehingga menimbulkan ledakan. 

Namun, kecil kemungkinan orang yang meletakkan granat yang menimbulkan ledakan di Monas  itu berasal dari kalangan sipil. Sebab, tak sembarangan orang yang bisa memiliki granat.

"Saya enggak kalau sipil yang meletakkan, kecuali tentaranya jualan ke sipil. Tidak masuk akal kalau orang sipil yang meletakkan," ujar Beni kepada Kompas.com, Selasa siang. 

Bahkan, di kalangan Polri dan TNI, granat beredar terbatas sehingga sulit menebak penyebab ledakan di Monas. Dua tentara yang tengah berolahraga ketika terkena ledakan pun dianggap tak mungkin membawa-bawa granat yang menimbulkna ledakan di Monas. 

Baca Juga: Kata saksi, suara ledakan di Monas terdengar sekali tapi kencang

"Saya pikir sih tidak dibawa sama mereka (korban) karena mereka juga sedang olahraga. Kalau hanya pakai baju olahraga begitu, bawa senjata pun tidak," kata Beni. 

Beni menduga ada yang sengaja meletakkan granat tersebut di Monas untuk melukai orang lain. Namun, kecil kemungkinan hal tersebut dilakukan oleh masyarakat sipil. "Sangat mungkin ya (ada kesengajaan), walau benar ada kesengajaan atau tidak kan kita tidak tahu. 

Kita juga tidak tahu polisi. Kita tidak bisa ngomong apa-apa," jelas Beni. Ditambah lagi, Monas merupakan kawasan ring 1 yang semestinya dijaga ketat keamanannya.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto juga turut menaruh perhatian akibat ledakan di Monas yang menibulkan korban. Ia berjanji akan mengecek dan mencari informasi asal muasal terjadinya ledakan di Monas yang berasal dari granat asap tersebut.

Baca Juga: Polisi: Ledakan di Monas dari granat asap

Seperti diketahui ledakan di Monas terjadi pada pukul 07.15 WIB dari granat asap yang menimbulkan korban dari kalangan TNI yang tengah berolahraga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×