kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga bawang merah, emas, gula naik, BI proyeksikan inflasi April 0,18%


Jumat, 24 April 2020 / 14:22 WIB
Harga bawang merah, emas, gula naik, BI proyeksikan inflasi April 0,18%
ILUSTRASI. Warga membeli kebutuhan bahan pangan di Pasar Palmerah, Minggu (22/3/2020). Pemerintah menjamin bahan pangan kebutuhan pokok aman tersedia berdasarkan data yang dimiliki 11 kebutuhan pokok pangan dalam kondisi aman. Sehingga kekhawatiran stok pangan menip


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia mencatat berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV April 2020, inflasi April 2020 diperkirakan sebesar 0,18% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya.

Sehingga secara tahun kalender sebesar 0,94% (ytd), dan secara tahunan sebesar 2,78% (yoy).

Penyumbang inflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas bawang merah 0,12%, emas perhiasan 0,09%, jeruk 0,05%, gula pasir 0,02%, air minum kemasan 0,02%, tempe, tahu mentah, beras, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% mtm.

Baca Juga: Harga emas spot terus naik menjadi US$ 1.721,60 per ons troi

Sementara itu, komoditas utama yang menyumbang deflasi yaitu cabai merah negatif 0,11%, daging ayam ras negatif 0,08%, telur ayam ras, bawang putih, dan angkutan udara masing-masing sebesar negatif 0,01% mtm.

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, mengatakan, pantauan inflasi pada minggu IV April 2020 lebih rendah dibandingkan dengan minggu sebelumnya, terutama akibat masih turunnya harga cabai merah, daging ayam ras, bawang putih dan mulai turunnya harga jeruk.

Sementara itu, sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga dari minggu sebelumnya yaitu bawang merah dan air minum kemasan.

Baca Juga: BI memprediksi inflasi April 2020 sebesar 0,22% mom

“BI akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” kata Onny, Jumat (24/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×