kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ground breaking gardu listrik MRT fase II mundur dari jadwal


Selasa, 30 Oktober 2018 / 16:26 WIB
Ground breaking gardu listrik MRT fase II mundur dari jadwal
ILUSTRASI. Kereta MRT Jakarta


Reporter: Abdul Basith | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ground breaking gardu listrik monas PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mundur. Gardu listrik tersebut merupakan tahapan pertama dalam pembangunan MRT fase II yang direncanakan dilakukan pada bulan Desember 2018. Keterlambatan tersebut disebabkan gagal tender yang dilakukan MRT Jakarta.

"Ground breaking mundur pertengahan Januari 2019, tanda tangan kontrak tetap Desember," ujar Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim saat konferensi pers, Selasa (30/10).

Sebelumnya tender dilakukan oleh MRT Jakarta dengan lima perusahaan yang mendaftar. Selanjutnya yang mengajukan dokumen hanya satu perusahaan yaitu PT Trocon Indah Perkasa.

Namun, setelah pengecekan teknis, perusahaan tersebut gagal memenuhi permintaan MRT Jakarta. Silvi bilang permasalahan utama kegagalan adalah ketersediaan alat.

"MRT Jakarta membabankan alat ke kontraktor, pada waktu yang sama dengan target ground breaking alat dipakai di tempat lain," terang Silvi.

Selain masalah alat, masalah keamanan dan keselamatan kerja pun menjadi perhatian penting pada pengerjaan gardu tersebut. Gardu yang berada di Monumen Nasional (Monas) masuk dalam ring satu kawasan kepresidenan Indonesia.

Mengatasi hal tersebut MRT Jakarta pun akan membantu dengan memberikan pendampingan teehadap kontraktor terkait kemanana dan keselamatan. Selain itu MRT Jakarta juga akan membantu masalah perizinan.

MRT Jakarta akan kembali melakukan tender untuk pembangunan gardu listrik tersebut. Pada proyek tersebut MRT Jakarta akan menggunakan tenaga kontraktor lokal.

"Pembangunan gardu kita diskusikan dengan pihak Jepang agar dapat dikerjakan oleh kontraktor Indonesia," jelas Silvi.

Sementara untuk tahap lain akan menggunakan kontraktor Jepang sebagai kontraktor utama. Hal itu dikarenakan dana pembangunan MRT fase II akan menggunakan dana pinjaman dari Jepang.

Kemudahan yang diberikan MRT Jakarta diharapkan dapat membuat proses tender tersebut berhasil. Silvi bilang bila dua kali tender tidak berhasil maka jalan terburuk adalah menggunakan penunjukkan langsung.

Asal tahu saja, MRT fase II yang membentang dari Bundaran HI hingga Kampung Bandan tersebut ditargetkan selesai tahun 2024. Selain pembangunan gardu, MRT Jakarta akan melakukan tender untuk konstruksi sipil paket 1 pada Desember 2018.

Selanjutnya tiap tiga bulan akan dilakukan tender untuk 3 paket konstruksi sipil, 1 paket sistem rel, dan 1 paket untuk 14 kereta. Silvi berharap seluruh pengerjaan dapat berjalan penuh pada pertengahan 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×