kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Raden Pardede: Tidak bisa kita gunakan resep sama untuk semua penyakit


Rabu, 22 April 2020 / 17:06 WIB
Ekonom Raden Pardede: Tidak bisa kita gunakan resep sama untuk semua penyakit
ILUSTRASI. Raden Pardede, Ekonom


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemberian stimulus bagi sektor riil untuk mengurangi dampak ekonomi dari pandemi corona (Covid-19). Sektor riil dinilai menjadi sektor industri yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19.

Ekonom senior Raden Pardede menuturkan, agar pemberian stimulus kepada sektor riil efisien, perlu adanya strategi tersendiri. Ia menekankan stimulus ke satu sektor riil tidak bisa disamakan dengan sektor riil lainnya.

"Kita harus berikan insentif beda sektor beda strategi. Tidak bisa kita gunakan resep yang sama untuk semua penyakit. Yang juga nggak kalah penting jangan sampai pemerintah membantu orang yang nggak perlu. Contohnya, saya pemerintah memberikan keringanan restrukturisasi dan modal kerja, tapi modal itu malah buat membayar utang dan nubruk dollar, ini harus dilarang," jelas Raden Pardede dalam diskusi via daring, Rabu (22/4).

Baca Juga: Gelombang PHK akibat terdampak virus corona telah mencapai 600.000 orang

Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang jelas dari pemerintah untuk menentukan apa saja stimulus bagi sektor riil di tengah pandemi ini.

"Tidak ada satu pakem buat semua. Tidak bisa satu resep buat semua penyakit. Awal penyakit memang sama yakni Covid-19, tapi dampak ke setiap perusahaan kan beda-beda," imbuhnya.

Ia menambahkan, tidak dapat semuanya diberikan insentif. Misalnya saja bagi sektor hospitality dan perhotelan, yang diperlukan adalah bagaimana caranya agar sektor tersebut tidak mati lantaran pandemi ini.

"Karena sektor ini kalau kita kasih insentif dalam jumlah besar sekarang, juga nggak ada gunanya. Mungkin akan postpone 2-3 tahun lagi manakala mulai dia butuh modal kerja atau investasi baru kita berikan, tapi sekarang ini bagaimana supaya bisa bertahan dulu," jelasnya.

Raden menekankan, sangat diperlukan strategi yang berbeda pada setiap sektor riil. Perlu dilihat juga sektor startegis yang diperlukan, supaya saat semua sudah pulih sektor tersebut dapat menjadi kendaraan bagi ekonomi untuk berlari setelah pandemi.

"Kita harus melihat ada sektor yang strategis yang kita perlukan, dan harus tetap hidup supaya nanti pada saat kita mau pulih, ini adalah sektor yang akan menyerap tenaga kerja sangat besar dan justru sektor ini akan membawa kita lebih cepat berlari sesudah pandemi ini," terangnya.

Baca Juga: Pemerintah tambah lebih dari 700 KBLI yang akan mendapat insentif pajak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×