kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,00   -3,02   -0.34%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asumsi rupiah 2019 bisa berubah, bagaimana dampaknya ke APBN?


Rabu, 05 September 2018 / 17:56 WIB
Asumsi rupiah 2019 bisa berubah, bagaimana dampaknya ke APBN?
ILUSTRASI. Petugas di Cash Center Bank BNI


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asumsi nilai tukar rupiah yang diusulkan dalam RAPBN 2019 mendatang, berpotensi berubah. Hal itu mengingat kondisi kurs rupiah saat ini yang hampir menyentuh level Rp 15.000 per dollar Amerika Serikat (AS), jauh dari asumsi yang diusulkan tahun depan sebesar Rp 14.400 per dollar AS.

Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) askolani mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah memiliki dampak terhadap berbagai sisi APBN.

Tak hanya berdampak terhadap anggaran utang dan bunga utang, tetapi juga penerimaan negara hingga belanja, khususnya anggaran subsidi.

"Setiap mendesain APBN atau RAPBN itu kalau asumsi punya efek APBN maka kami akan hitung kembali untuk kemudian disepakati di Banggar (Badan Anggaran DPR)," kata Askolani di Hotel Mandarin Oriental, Rabu (5/9).

Meski demikian, Askolani masih belum mau menjelaskan perubahan-perubahan yang dimaksud. Sebab, mekanisme pembahasan RAPBN 2019 masih berjalan, bahkan baru dimulai, termasuk pembahasan asumsi-asumsinya.

"Pemerintah dengan DPR akan membahas ini di Panja-Panja Banggar dan juga Komisi XI mengenai nilai tukar rupiah. Antara Komisi XI dengan Menteri Keuangan, Bappenas, Bank Indonesia untuk bisa menetapkan nilai tukar rupiah yang akan dipakai di 2019," tambahnya.

Mengacu analisis sensitivitas Nota Keuangan APBN 2018, setiap nilai tukar rupiah melemah Rp 100 per dollar AS, maka pendapatan negara bertambah Rp 3,8 triliun-Rp 5,1 triliun. Itu berasal dari peningkatan penerimaan perpajakan Rp 2,1 triliun-Rp 2,6 triliun dan tambahan penerimaan bukan pajak (PNBP) Rp 1,7 triliun-Rp 2,5 triliun.

Sedangkan penambahan belanja negara dari pelemahan rupiah di angka yang sama hanya Rp 2,2 triliun-Rp 3,4 triliun. Tambahan alokasi anggaran berasal dari belanja pemerintah pusat Rp 1,6 triliun-Rp 2,1 triliun, transfer ke daerah dan dana desa naik Rp 500 miliar-Rp 1,3 triliun.

Secara keseluruhan, tiap kurs rupiah bertambah Rp 100 di atas asumsi makro, akan menimbulkan surplus anggaran Rp 1,6 triliun-Rp 1,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×