kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skema kenaikan harga BBM subsidi akan bervariasi


Kamis, 30 Oktober 2014 / 22:14 WIB
Skema kenaikan harga BBM subsidi akan bervariasi
ILUSTRASI. Petinggi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya Henry Surya?saat konferensi persi di Grha Surya, Kuningan, Jakarta (17/2/2023).


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menteri Keuangan Bamban Brodjonegoro menyampaikan kompensasi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang disiapkan pemerintah saat ini lebih baik daripada sebelumnya, seperti bantuan langsung tunai. 

Alasannya, kata Bambang, kategori kompensasinya lebih variatif. “Artinya variatif tidak sekadar cash transfer,” kata Bambang, pada wartawan di Kamis (30/10).

Dia lebih lanjut menuturkan ada kompensasi yang secara spesifik disalurkan untuk kebutuhan yang terkait kesejahteraan masyarakat, misalnya pendidikan dan kesehatan. “Jadi Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar, itu akan menjadi bagian dari kompensasi itu,” kata Bambang. 

Alasan lainnya, skema pemberinya kompensasi BBM kali ini pun berbeda dari sebelumnya. Pemerintah akan mengurangi pemberian uang cash secara fisik. “Jadi, kita sudah saatnya menggunakan e-money dan rekening bank,” ucap dia lagi.

Dengan skema baru ini, pemerintah ingin mendorong financial inclusion. Mantan Wakil Menteri Keungan itu pun menyampaikan, dengan dikirim melalui e-money pemerintah tidak lagi butuh waktu panjang untuk menyalurkan uang cash. Pemerintah memanfaatkan penetrasi ponsel yang lebih tinggi dibanding penetrasi perbankan untuk menyalurkan kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi.

“Nah di situ lah e-money menjadi penting. Karena bagaimana menngirim ke ponsel, tapi uangnya uang fisik. Jadi ini harus e-money. Tapi untuk membuat keluarga yang menerima itu juga bisa lebih bijak menggunakan uangnya, maka dibuatkanlah tabungan,” jelas Bambang. 

Dengan tabungan itu, imbuh dia, maka diharapkan tidak begitu saja uang tersebut dipakai untuk membeli rokok, membeli pulsa, atau beli hal-hal yang tidak produktif. Uang bantuan benar-benar diarahkan untuk kepentingan pokok dari keluarga tersebut. 

“Kira-kira itu yang membuat kompensasi sekarang ini lebih baik daripada yang dulu,” kata Bambang. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×