kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemberangkatan Haji 12 Mei 2024, Catat Cara Mencegah Mers-Cov yang Ditemukan Di Arab


Jumat, 10 Mei 2024 / 05:15 WIB
Pemberangkatan Haji 12 Mei 2024, Catat Cara Mencegah Mers-Cov yang Ditemukan Di Arab
ILUSTRASI. WHO mengumumkan penemuan tiga kasus penularan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) akibat virus Corona (MERS-CoV) di Riyadh, Arab Saudi.


Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

Pemberangkatan Jemaah Haji 2024 -Jakarta. Kementerian Agama (Kemenag) memastikan pemberangkatan jemaah haji Indonesia berlangsung pada 12 Mei 2024. Simak penyebab dan cara mencegah Mers-Cov selama pelaksanaan ibadah haji.

Cara mencegah Mers-Cov penting diketahui para jemaah haji. Pasalnya, Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengumumkan penemuan tiga kasus penularan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) akibat virus Corona (MERS-CoV) di Riyadh, Arab Saudi.

Dilansir dari website Kemenag, proses pemvisaan jemaah haji reguler 1445 H/2024 M asal Indonesia mendekati final. Sebanyak 554 kloter sudah terbentuk dan tervisa sesuai debgan jumlah kuota jemaah haji Indonesia.

Tahun ini, Indonesia mendapat 241.000 kuota, terdiri atas 213.320 jemaah reguler dan 27.680 jemaah khusus. "Sampai hari ini, sebanyak 213.079 jemaah sudah terbit visanya," terang Direktur Layanan Haji dalam Negeri Saiful Mujab di Jakarta, Kamis (9/5/2024).

Dijelaskan Mujab, proses pemvisaan jemaah haji reguler sebenarnya sudah selesai, total 100%. Namun, dalam perjalanannya, ada jemaah yang membatalkan keberangkatan karena beragam sebab. Misalnya, sakit, wafat, atau alasan lainnya.

"Jadi hari ini temen-temen di Tim Dokumen Haji sedang memproses lagi 241 visa sebagai pengganti jemaah yang sudah tervisa namun batal berangkat," jelas Saiful Mujab.

Saiful berharap jemaah yang sudah tervisa semua sehat hingga menjalankan ibadah haji dan kembali ke Tanah Air. Sehingga, tidak ada lagi kuota jemaah yang harus digantikan karena batal berangkat.

Sebanyak 554 kloter terdistribusi dalam 14 embarkasi. Yaitu, Embarkasi Aceh (BTJ), Kualanamu (KNO), Batam (BTH), Padang (PDG), Palembang (PLM), Jakarta - Pondok Gede (JKG), Jakarta - Bekasi (JKS), Kertajati (KJT), Solo (SOC), Surabaya (SUB), Lombok (LOP), Balikpapan (BPN), Banjarmasin (BDJ), dan Makassar (UPG).

"Sebanyak 294 kloter terbang dengan Garuda Indonesia, 260 kloter terbang dengan Saudia Airlines," paparnya.

Jemaah haji Indonesia akan mulai terbang ke Arab Saudi pada 12 Mei 2024. Proses pemberangkatan jemaah akan berlangsung hingga 10 Juni 2024.

"Sebanyak 437 petugas Daker Bandara dan Daker Madinah sudah diberangkatkan untuk bersiap menyambut kedatangan dan melayani jemaah haji Indonesia," tandasnya.

Baca Juga: Cuaca Panas di Arab Saudi, Menag Yaqut Punya Pesan Khusus Bagi Jemaah Haji Indonesia

Cara mencegah Mers-Cov

Diberitakan Kompas.com, Ahli epidemiologi Griffith University Austria, Dicky Budiman mengungkapkan MERS adalah penyakit endemik yang dapat menyebar dari Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, Yordania, dan Yaman. Sindrom pernapasan Timur Tengah atau Middle East respiratory syndrome (MERS) merupakan infeksi pernapasan yang disebabkan oleh varian virus Corona, MERS-CoV.

"Penyakit ini berdampak pada saluran napas ringan sampai parah dengan case fatality rate (jumlah orang meninggal) cukup tinggi 30 persen," tuturnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/5/2024).

Menurut Dicky, penderita MERS kadang tidak menunjukkan gejala. Jika muncul gejala, tanda-tanda penyakit ini bisa baru muncul lima hari sampai 2 minggu usai terinfeksi.

Gejala-gejala MERS antara lain sebagai berikut:

  • Demam dan mengigil
  • Batuk
  • Hidung berair dan sulit bernapas
  • Batuk berdarah
  • Pneumonia
  • Gangguan pencernaan, termasuk diare dan muntah

Dicky menjelaskan, manusia berpotensi terkena virus MERS-CoV kalau melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi virus, khususnya unta di Arab Saudi. "Bisa juga ditularkan dari orang yang terinfeksi, walaupun kasus ini relatif jarang terjadi dibandingkan Covid-19," lanjutnya.

Dia menambahkan, belum ditemukan vaksin atau pengobatan khusus bagi penderita MERS hingga saat ini.

Dicky memperingatkan, jemaah haji Indonesia berpotensi tertular MERS-CoV ketika virus itu merebak di Arab Saudi. Selain itu, meningitis juga perlu diwaspadai sebagai penyakit endemik. "Pencegahan dua penyakit ini, biasakan sebelum makan mencuci tangan, jangan memegang mata, hidung, dan mulut (dalam kondisi tangan kotor)," lanjutnya.

Dia juga mewanti-wanti jemaah yang berwisata melihat unta atau hewan lain di Arab Saudi untuk tidak memegang dan berdekatan dengan hewan tersebut. Dicky juga melarang jemaah haji minum susu unta yang belum steril dan tidak makan daging unta yang belum atau diragukan tingkat kematangannya. "Termasuk jika ada orang sakit dijauhi, diisolasi, dipisahkan (dari orang sehat)," tambah dia.

Selain itu, jemaah diimbau tidak berbagi alat makan dan minum dengan orang lain meskipun dalam keadaan sehat. Dia juga meminta jemaah duduk di tempat bersih atau setelah dibersihkan.

Hindari pula memegang benda kotor di tempat umum secara langsung, termasuk pintu atau pegangan tangga. "Selalu biasakan cuci tangan, jaga diri dengan perilaku bersih-sehat, selalu memakai masker. Jaga kesehatan dengan banyak minum, istirahat, makanan bergizi, dan self control," imbuhnya.

Dicky juga mendorong jemaah mendengarkan petunjuk dari tenaga kesehatan yang bertugas. Tindakan ini perlu dilakukan terutama bagi jemaah berusia lanjut di atas 60 tahun karena rentan terinveksi virus, seperti MERS-CoV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×