Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Dominasi peran BUMN dalam kegiatan ekonomi di dalam negeri kembali mendapat kritikan. Kali ini, kritikan malah datang dari Luhut Pandjaitan yang notabenenya, Menko Kemaritiman.
Luhut bilang, dia telah menyampaikan kritik kepada Presiden Jokowi tentang BUMN pekan lalu. Kritik disampaikan terkait BUMN dan anak pinaknya.
Hitungannya, dulu jumlah BUMN hanya 250. Sekarang, BUMN berikut anak sampai cucunya sudah 700. Jumlah tersebut kata Luhut tidak sehat bagi kegiatan ekonomi di dalam negeri.
Apalagi kata Luhut, anak cucu BUMN tersebut ada yang sampai merambah bisnis parkir. "Ini saya bilang ke presiden tidak sehat, masa parkir saja, BUMN sampai ikut urus, harusnya diberikan ke sektor swasta," katanya, Selasa (26/9).
Luhut mengatakan, telah mengusulkan kepada Jokowi agar segera memperbaiki masalah tersebut. Salah satu solusi yang dia tawarkan ke presiden, merestrukturisasi atau menjual BUMN. "Karena sudah kacau," katanya.
Kritik terhadap BUMN bukan kali pertama saja muncul. Sebelumnya, Bank Dunia melalui Jim Yong Kim, presidennya mengkritik dominasi peran BUMN dalam kegiatan ekonomi di dalam negeri yang mengalahkan swasta. Kritik tersebut dia berikan terkait dominasi peran BUMN dalam pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan Pemerintahan Presiden Jokowi.
Kim mengatakan, dominasi tersebut dikhawatirkan akan mengurangi minat swasta dalam membangun infrastruktur di Indonesia. Dia karena itu meminta pemerintah Indonesia untuk mereview dan mereformasi peran BUMN tersebut.
Selain Bank Dunia, kritik terhadap BUMN juga disampaikan kalangan dunia usaha. Bahlil Lahadalia, Ketua Umum HIPMI saat bertemu khusus dengan Presiden Jokowi 5 September lalu juga mempermasalahkan dominasi peran BUMN.
"Sekarang BUMN itu dari anak, cucu, mamaknya, neneknya mengerjakan semua, padahal BUMN itu harusnya mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan anak negeri. Ini yang kecil- kecil BUMN juga mau, bagaimana," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News