kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju dahsyat setoran pajak migas awal 2017


Selasa, 14 Maret 2017 / 16:17 WIB
Laju dahsyat setoran pajak migas awal 2017


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Realisasi kinerja penerimaan pajak pada dua bulan pertama tahun ini meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan mencatat, sementara ini posisi penerimaan pada Februari 2017 adalah 10,29% dari target sepanjang 2017.

Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak DJP Yon Arsal mengatakan, sementara ini berdasarkan data yang ia kumpulkan, penerimaan Februari 2017 tercatat Rp 134,6 triliun yang di dalamnya sudah termasuk PPh Migas.

Rinciannya, penerimaan pajak non migas mencapai sekitar Rp 126,8 triliun atau tumbuh 5,85% dari realisasi periode yang sama tahun lalu, Rp 119,8 triliun dengan pertumbuhan minus 5,35%.

Penerimaan pajak migas terkumpul Rp 7,8 triliun atau naik 66% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,7 triliun. “Salah satu kontributor pertama adalah migas karena harganya lagi naik,” ucap Yon.

Oleh karena harga komoditas yang memacu aktivitas ekonomi, menurut Yon Pajak Penghasilan (PPh) juga menunjukkan sinyal-sinyal positif. Per akhir bulan lalu, penerimaan PPh non migas mencapai Rp 71,8 triliun atau tumbuh 4,91% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 68,4 triliun.

“Jadi pencapaian positif 9,55% dari target setelah tahun lalu 8,35% dari target,” kata dia.

Sementara penerimaan PPh 22 impor yang tahun lalu turun 7% pada tahun ini mencetak pertumbuhan 9,88%. Namun, pada PPh 21, wajib pajak orang pribadi hanya bisa tumbuh di kisaran 1,27% menjadi mendekati Rp 18 triliun. “Walau sekarang PTKP sudah naik, ternyata masih tumbuh 1,27% ini bisa berasal dari beberapa faktor,” ucapnya

Dari keseluruhan PPh, yang masih tumbuh negatif adalah PPh 25/29 Badan yang minus 0,5% atau Rp16 triliun. Namun, angka ini sebenarnya membaik dari periode yang sama tahun lalu, yaitu minus 15%. Adapun ia mencatat PPh Final hingga Febuari 2017 terkumpul Rp 14,9 triliun.

Untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), telah terkumpul Rp5 3,8 triliun atau naik 6,94% dari tahun lalu yang tumbuh minus 8,9%. Kontributor PPN berasal dari PPN dalam negeri sebesar Rp 30 triliun dan PPN impor yang penerimaannya tumbuh 16,9% menjadi Rp 21 triliun.

Menurut Yon, dengan adanya kenaikan penerimaan pajak sebesar 8,15% hingga Februari ini merupakan tanda-tanda positif bagi pencapaian target pajak hingga akhir tahun.

"Jika bisa tumbuh cepat di awal tahun, kami bisa mengkompensasi bulan September. Karena bulan September ini risikonya cukup besar. September tahun lalu kita memperoleh penerimaan dari tax amnesty yang cukup besar,” katanya.

Nah, untuk menjaga tren positif hingga akhir tahun, menurut dia otoritas pajak akan memaksimalkan hasil dari program tax amnesty di mana akan dilakukan tindak lanjut pengembangan tax base baru.

“Atau pun menidaklanjuti wajib pajak yang datanya kami miliki yang belum ikut tax amnesty. Tahun lalu kita sudah mengirimkan 250.000 surel ke para WP,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×