kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kondisi Luar Biasa DBD Terjadi di Beberapa Daerah, Harus Ada Pencegahan yang Inovatif


Kamis, 28 Maret 2024 / 14:37 WIB
Kondisi Luar Biasa DBD Terjadi di Beberapa Daerah, Harus Ada Pencegahan yang Inovatif
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, implementasi teknologi nyamuk dengan bakteri wolbachia berhasil menurunkan incidence rate demam berdarah di Yogyakarta. Menkes Budi menjelaskan, wolbachia adalah bakteri alami yang ada di dalam tubuh beberapa serangga seperti lalat buah, kupu-kupu, ngengat.


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Pemerintah menargetkan mencapai target nol kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2030 mendatang. Kementerian Kesehatan menegaskan, untuk mencapai target tersebut perlu perlu membangun sebuah sinergi yang kuat antara sektror publik. Yaitu pemerintah, dan sektor swasta.

Imran Pambudi,  Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan menyatakan, blue print target itu sudah ada, yakni  Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. Namun implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan di tingkat terkecil, yaitu keluarga.

Beberapa daerah telah menetapkan status Kondisi Luar Biasa (KLB) Dengue, Menurutnya, implementasi 3M Plus masih memegang peran yang sangat krusial dalam pengendalian kasus DBD di Indonesia. Sampai dengan pekan ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus DBD di Indonesia dengan 290 kematian. Di bulan Maret ini saja, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kab Nagekeo.

"Oleh karena itu, pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD,” ujar  Imran, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Selasa (26/3).

Baca Juga: 201 Warga Tangsel Sakit DBD, Lakukan Vaksin DBD Agar Tak Tertular, Cek Harganya

Dalam upaya mendukung program nol kematian DBD, Kementerian Kesehatan menggandeng Takeda menyusun program kerja bersama dan meluncurkan kampanye vaksin DBD. Program ini mengajak lebih banyak masyarakat untuk semakin memahami tentang DBD beserta tindak pencegahan, termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif, seperti Wolbachia dan vaksinasi. Kampanye ini diikuti berbagai serangkaian dialog, baik dengan para pembuat kebijakan, maupun komunitas sosial, untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di Indonesia.

Program kerjasama PT Takeda Innovative Medicines dan Kementerian Kesehatan ini mendapat penghargaan perunggu dari ajang PR Indonesia Award 2024, "Pencapaian ini membuat perbedaan nyata dalam kesehatan masyarakat, sesuai dengan keahlian kami," kata Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×