kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflow hingga pekan lalu capai Rp 25 triliun


Minggu, 26 Februari 2017 / 20:45 WIB
Inflow hingga pekan lalu capai Rp 25 triliun


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Meski tak terlalu besar, arus modal asing masih tercatat masuk ke dalam negeri (capital inflow). Hal tersebut membuat nilai tukar rupiah selama Februari 2016 cenderung stabil.

Bank Indonesia (BI) mencatat, capital inflow sejak awal Januari 2017 hingga akhir pekan lalu sekitar Rp 25 triliun. Jumlah tersebut naik tipis dibanding inflow sejak awal tahun hingga 10 Februari 2017 yang sebesar Rp 24,4 triliun.

Inflow tersebut mencerminkan nilai tukar rupiah sepanjang bulan ini yang cenderung stabil. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah pada tanggal 1 Februari 2017 bergerak di level Rp 13.300 per dollar AS. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, rupiah bergerak di level Rp 13.800 per dollar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, stabilnya nilai tukar tersebur merupakan kombinasi dari berbagai hal.

Pertama, fundamental ekonomi Indonesia yang positif ditambah sentimen positif terkait ekspor yang membaik.

Kedua, kebijakan di Amerika Serikat (AS) masih terus dicerna pasar. "Tentu saja sejumlah risiko perlu terus diwaspadai termasuk pemilu di Eripa dan juga kondisi di Yunani," kata Juda kepada KONTAN, Jumat (24/2).

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, stabilnya nilai tukar rupiah sejalan dengan pasar yang melihat kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) baru terjadi di semester kedua nanti. BI pun memperkirakan kenaikan suku bunga AS akan mengalami kenaikan sebanyak dua kali di tahun ini.

Menurutnya, The Fed masih akan memantau penyebab kenaikan inflasi. "Kalau inflasi karena kenaikan permintaan, otoritas katakan moneternya mungkin. Tetapi kalau (kenaikan inflasi) karena faktor biaya yang naik tetapi pertumbuhan ekonomi belum naik, belum tentu moneternya lakukan pendekatan. Jadi akan dilihat inflasi yang naik karena pertumbuhan ekonomi atau harga minyak internasional saja jadi pertimbangan The Fed," kata Mirza.

Ekonom Maybank Indonesia Juniman memperkirakan, stabilnya nilai tukar rupiah, yaitu di kisaran Rp 13.300-Rp 13.400 per dollar AS, diperkirakan L akan berlangsung hingga The Fed menaikkan suku bunganya nanti.

Juniman melihat, peluang kenaikan itu ada di Maret mendatang. Akan tetapi, peluang yang lebih besar dari kenaikan suku bunga The Fed ada di Juni dan September nanti. Ia memperkirakan, Maret mendatang rupiah bergerak ke level Rp 13.400 per dollar AS dan Juni ke level Rp 13.550 per dollar AS.

Namun secara perlahan, rupiah akan kembali ke Rp 13.400 per dollar AS di September nanti dan ke Rp 13.300 per dollar AS di akhir tahun nanti. "Sebab Presiden Trump tidak ingin dollar terlalu menguat sehingga pada akhirnya dollar akan relatif stabil selama tahun ini," tambahnya.

Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih memperkirakan, Bank Sentral AS akan menaikkan suku bunganya empat kali sepanjang tahun ini. Kenaikan pertama diperkirakannya terjadi di bulan Maret, dilanjutkan dengan Juni atau Juli, September, dan Desember mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×