kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BI kembali tahan suku bunga acuan di level 4,75%


Kamis, 15 Juni 2017 / 16:55 WIB
BI kembali tahan suku bunga acuan di level 4,75%


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam rapat dewan gubernur (RDG) yang digelar 14 dan 15 Juni 2017 memutuskan untuk kembali mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (RRR) di level 4,75%. BI juga mempertahankan suku bunga deposit facility di level 4% dan lending facility di level 5,5%.

Bulan ini, menjadi bulan kedelapan bagi bank sentral menahan suku bunga acuannya. Terakhir kali, BI 7 Day Reverse Repo Rate mengalami perubahan pada 20 Oktober 2016, turun dari 5% menjadi 5,75%.

"Keputusan itu konsisten dengan upaya BI dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mendukung berlanjutnya proses pemulihan perekonomian domestik," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, Kamis (15/6).

Tirta mengatakan, kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed) bulan ini telah diantisipasi. Hal ini menyebabkan pasar keuangan Indonesia tetap positif.

Selain itu, perekonomian global diperkirakan membaik yang ditopang oleh ekonomi Amerika Serikat yang didukung oleh konsumsi dan ivestasi yang menguat serta indikator ketenagakerjaan yang membaik.

Selain itu, membaiknya ekonomi global juga sejalan dengan membaiknya ekonomi China yang ditopang oleh investasi pemerintah dan swasta. BI juga melihat ekonomi Eropa dan Jepang membaik yang didukung oleh meningkatnya kinerja ekspor dan permitaan domestik.

Walaupun harga komoditas global ke depan diperkirakan akan bias ke bawah karena tingginya pasokan dan masih terbatasnya permintaan.

Namun, bank sentral melihat masih adanya risiko yang datang dari global, yaitu kelanjutan kenaikan suku bunga acuan The Fed, penurunan neraca The Fed, dan perkembangan geopolitik di beberapa kawasan.

Sementara risiko yang datang dari domestik, yaitu terkait dengan penyesuaian administered prices dan dampaknya terhadap inflasi nasional di tahun ini. Bank sentral juga mencermati risiko karena masih berlanjutnya konsolidasi korporasi dan perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×