kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Spekulasi paket ekonomi III menopang rupiah


Rabu, 07 Oktober 2015 / 11:30 WIB
Spekulasi paket ekonomi III menopang rupiah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rupiah kian berotot di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Mengacu Bloomberg, Rabu (7/10) rupiah menguat Rp 13.983 atau 1,81% dari sebelumnya Rp 14.241 per dollar AS.

Sementara itu, mengacu Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah juga menguat ke Rp 14.065 atau 2,20% dari sebelumnya Rp 14.382 per dollar AS.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, beredarnya spekulasi Kebijakan Ekonomi Jilid III yang akan diluncurkan lebih mengedepankan pada pembenahan kondisi makroekonomi yang lebih konkret dan disertai dengan optimisme Presiden RI Joko Widodo yang meyakini pertumbuhan ekonomi nasional pada semester II 2015 akan lebih baik dibandingkan periode sebelumnya menopang nilai tukar rupiah.

"Harapan fundamental ekonomi nasional yang positif otomatis akan mengangkat mata uang rupiah terhadap mata uang asing, seperti dollar AS," katanya dikutip dari Antara.

Di sisi lain, lanjut dia, kebijakan pemerintah sebelumnya mengenai pengurangan pajak bunga deposito bagi para eksportir yang menempatkan dana hasil ekspor di dalam negeri menambah likuiditas peredaran dollar AS di dalam negeri.

Dari eksternal, ia menambahkan bahwa sentimen terkait kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed fund rate) yang cenderung mulai mereda menambah aset-aset dalam mata uang berisiko kembali dilirik investor dikarenakan imbal hasil yang ditawarkan masih cukup menggiurkan.

Di sisi lain, lanjut dia, adanya pertemuan antara Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok untuk membahas langkah-langkah strategis dalam mengatasi perlambatan ekonomi di kawasan itu turut menambah sentimen positif bagi negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa sinyal kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat yang mereda menyusul melambatnya beberapa data ekonomi AS yang menjadi indikator the Fed untuk menaikkan suku bunga membuat sebagian pelaku pasar beropini bahwa Fed kemungkinan baru akan menaikkan suku bunga acuannya pada tahun depan.

"Proyeksi kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang ditunda membuat dollar AS menjadi kurang menarik bagi investor pasar uang," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×