kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah gagal penuhi target lelang sukuk Rp 6 triliun, apa sebabnya?


Selasa, 24 Juli 2018 / 18:07 WIB
Pemerintah gagal penuhi target lelang sukuk Rp 6 triliun, apa sebabnya?
ILUSTRASI. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah gagal memenuhi target indikatif penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara sebesar Rp 6 triliun melalui lelang hari ini (24/7). Hal ini mengingat, nominal dana yang diserap pemerintah hanya mencapai Rp 4,81 triliun dari total penawaran masuk sebesar Rp 9,88 triliun.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra mengatakan, permintaan yield yang terlampau tinggi dari para investor membuat pemerintah tidak bisa menyerap dana secara maksimal pada lelang kali ini.

Sebagai contoh, yield terendah yang diminta investor untuk seri SPNS11012019 mencapai 6,21%. Padahal, yield rata-rata untuk seri tersebut di pasar sekunder hanya di kisaran 5,5%.

Menurut Made, pemerintah khawatir akan mengalami peningkatan beban pembayaran bunga jika terlalu agresif menerima permintaan investor yang meminta yield tinggi. “Takutnya mempengaruhi kinerja seri tersebut di pasar sekunder, karena selisih yield akan semakin lebar,” tambahnya.

Kurang maksimalnya penyerapan dana hasil lelang hari ini juga disebabkan oleh jumlah penawaran masuk yang tergolong minim. Nominal penawaran sebesar Rp 9,88 triliun yang masuk pada lelang sukuk hari ini tidak lebih baik ketimbang lelang pada 10 Juli lalu. Saat itu, jumlah penawaran masuk mencapai Rp 12,53 triliun.

Padahal, target indikatif lelang sukuk hari ini sudah dinaikan menjadi Rp 6 triliun. Kenaikan tersebut merupakan bentuk indikasi pemerintah yang akan lebih agresif saat pelaksanaan lelang Surat Berharga Negara (SBN). Maklum, di kuartal III target penerbitan SBN melalui lelang mencapai Rp 181 triliun.

Made pun menilai, sejumlah katalis negatif yang menghantam pasar obligasi di awal pekan ini menjadi penyebab rendahnya penawaran yang masuk pada lelang sukuk tadi. Mulai dari pelemahan rupiah di pasar spot yang hari ini mencapai level Rp 14.545 per dollar AS, hingga kenaikan yield US Treasury 10 tahun di kisaran 2,95%.

Uniknya, di tengah banyaknya sentimen negatif di pasar obligasi domestik, seri PBS012 yang bertenor panjang justru memperoleh penawaran masuk yang cukup tinggi pada lelang hari ini, yakni sebesar Rp 1,19 triliun. “Sebagian investor mulai berani masuk ke seri bertenor panjang dan mengabaikan volatilitas yang terjadi di pasar sekunder,” kata Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×