kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ciputra Development (CTRA) menilai developer asing bukan ancaman besar


Kamis, 31 Januari 2019 / 12:22 WIB
Ciputra Development (CTRA) menilai developer asing bukan ancaman besar


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia saat ini telah menjadi pasar yang menarik bagi perusahaan asing untuk pengembangan bisnis properti. 

Pengembang atau developer asing telah melakukan ekspansi lewat berbagai proyek properti seperti hunian, perkantoran, kawasan industri, hingga pusat perbelanjaan di sejumlah wilayah di Tanah Air. Developer asing itu didominasi oleh perusahaan yang berbasis di sejumlah negara Asia seperti Jepang, China, dan Singapura.

Ekspansi yang dilakukan oleh developer asing di Indonesia diperkirakan masih akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, sebagian besar dari mereka sulit untuk melakukan ekspansi di negara asalnya dan Indonesia dinilai masih punya potensi pasar yang sangat luas didorong oleh tingginya pertumbuhan ekonomi dan kelas menengah.

Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA), Harun Hajadi mengatakan ekspansi yang dilakukan oleh developer asing ke Indonesia seharusnya jangan dilihat sebagai ancaman.  "Mereka kan membawa capital atau modal ke Indonesia yang akan menjadi foreign direct investment (FDI) dan tentunya menguntungkan kita," kata dia kepada Kontan.co.id Rabu, (30/1).

Lebih lanjut Harun bilang ketika developer asing berhasil meraih keuntungan di Indonesia, tentunya akan ada pajak yang mereka bayarkan kepada pemerintah. Pajak tersebut tentunya akan memberikan kontribusi langsung bagi pembangunan nasional.

Oleh karena itu, Ciputra Development tidak mempermasalahkan dengan kehadiran developer asing di Tanah Air. Justru dengan tangan terbuka emiten ini bersedia melakukan kerjasama atau joint venture proyek tertentu dengan mereka. 

"Kami dari Ciputra tidak pernah melihat mereka sebagai ancaman. Mereka juga sebagai developer baru, selalu ingin mencari partner lokal agar supaya ada local knowledge, misalnya masalah perijinan, dan local knowledge lainnya," ungkap Harun.

Sejauh ini Ciputra Development telah melakukan kerjasama pengembangan apartemen dan superblok baru di kawasan Citra Garden City, Jakarta Barat dan Citra Raya, Tangerang dengan developer asal Jepang, Mitsui Fudosan. Harun bilang selama ini pihaknya tidak pernah menemui kendala saat menjalin kerjasama dengan Mitsui Fudosan, termasuk yang berkaitan dengan regulasi dan perizinan.

Kemudiqn Harun bilang dalam waktu dekat Ciputra Development masih belum ada rencana untuk melakukan joint venture kembali dengan developer asing. "Belum ada rencana," tegas dia.

Sementara itu, Managing Director, Head of Equity Capital Markets Samuel International Harry Su menilai ekspansi yang dilakukan oleh developer asing di Tanah Air tentunya akan semakin membuat persaingan industri properti semakin ketat. Tetapi pengaruhnya tidak terlalu signifikan lantaran jumlah mereka belum terlalu besar.

Untuk saham-saham emiten properti di tahun 2019, Harry bilang masih masuk dalam kategori undervalue walaupun sebagian diantaranya sudah mulai menguat. "Sebetulnya kalau dilihat kinerja sih masih belum pulih karena ini tahun politik," ungkap dia.

Pasca Pemilu 2019 menurut Harry industri properti tidak serta merta akan pulih atau kembali bergairah lantaran tingginya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Repo Rate (7DRR). 

"Saat ini yang jalan itu hanya properti harga murah yg dibawah Rp 900 juta per unit, first home buyer, pengguna langsung atau end user," katanya. Untuk sementara Harry bilang saham-saham emiten properti hanya layak untuk jangka pendek alias trading atau scalping saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×