kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Riset Inside ID: Konsumen Indonesia optimistis terhadap ekonomi 2018


Jumat, 19 Januari 2018 / 16:32 WIB
Riset Inside ID: Konsumen Indonesia optimistis terhadap ekonomi 2018
ILUSTRASI. Ritel Modern Transmart Carefour


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumen Indonesia cenderung menunjukan sikap optimisme dalam menghadapi kondisi perekonomian pada tahun 2018. Dari hasil survey pada kuartal IV-2017 oleh Lembaga riset pemasaran Inside ID, sebesar 58% responden memberikan respon positif terhadap kondisi ekonomi Indonesia di tahun 2018.

Konsumen Indonesia Optimis Hadapi Kondisi Ekonomi 2018 mengatakan, sebesar 58% responden memberikan respon positif terhadap kondisi ekonomi masa depan. Sementara itu, 15% responden memberikan respon yang pesimistis terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. "Sisanya memilih netral,” kata Andres Christian, Head of Business Unit Inside ID dalam siaran pers, Jumat (19/1).

Menurut Andres, tingkat optimisme terhadap masa depan perekonomian di Indonesia merupakan imbas dari sentiment positif dari kondisi perekonomian di tahun sebelumnya. Dari data yang didapatkan sebanyak 86% responden memberikan respon yang positif terhadap kondisi ekonomi mereka pada tahun 2017.

“Ini menjadi modal besar untuk menghadapi setidaknya tahun 2018 dan 2019 di mana sebagian besar konsumen di Indonesia beranggapan tahun-tahun tersebut adalah tahun-tahun politik,” terang Andres seperti dalam rilis, Jumat (19/1).

Dalam riset yang bertajuk “Understanding Indonesian Consumers Outlook 2018”, Andres juga menjelaskan, diperlukan kewaspadaan dalam menyikapi data tentang optimisme perekonomian dari sudut pandang konsumen di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan korelasi antara tingkat pendapatan dan pengeluaran konsumen di Indonesia setiap bulannya.

Pada dasarnya, sebagian besar konsumen di Indonesia mengaku bahwa pada tahun 2017 pendapatan mereka mengalami kenaikan. Namun, dari data yang ada, 54% mengaku bahwa kenaikan pendapatan yang mereka dapatkan tidak terlalu signifikan.

“Hanya 8% responden yang mengatakan bahwa pendapatan mereka setiap bulan naik signifikan. Sementara itu, sisanya menyampaikan bahwa pendapatan bulanan mereka tidak berubah atau justru mengalami penurunan,” kata Andres.

Andres menambahkan bahwa dari pendapatan yang didapatkan setiap bulan, sekitar 11% dari konsumen Indonesia mengklaim bahwa mereka memiliki pendapatan yang cukup lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran mereka. Namun, secara umum perbandingan antara pendapatan dan belanja hampir sama, yaitu mencapai 68%.

“Dengan kata lain, meski konsumen di Indonesia memiliki kenaikan pendapatan, namun nampaknya biaya bulanan yang mereka konsumsi juga meningkat,” jelas Andres.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, Inside ID menemukan data bahwa dari pendapatan bulanan yang didapatkan responden, rata-rata sebanyak 32% dihabiskan untuk biaya konsumsi kebutuhan pokok bulanan seperti kebutuhan sandang dan pangan. Sebesar 29% lagi digunakan untuk kebutuhan rutin bulanan seperti biaya telepon, listrik, dan pulsa.

“Setelah mengalokasikan untuk biaya rutin dan kebutuhan pokok, rata-rata sebanyak 13% dari pendapatan mereka digunakan untuk membayar kartu kredit maupun cicilan bulanan. Setelah itu, sisanya baru dialokasikan untuk investasi, asuransi, maupun pembelanjaan tersier seperti berwisata Bersama keluarga,” terang Andres.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×