kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Buwas menjamin ketersediaan beras


Senin, 14 Mei 2018 / 20:07 WIB
Ini strategi Buwas menjamin ketersediaan beras
ILUSTRASI. Impor beras


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menjabat sebagai Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso merencanakan berbagai strategi untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan pokok pangan, khususnya beras, kepada seluruh masyarakat.

Budi Waseso membeberkan, program yang sudah disusun oleh Bulog sampai saat ini sudah cukup baik. Dia bilang, dirinya akan tetap melanjutkan program-program yang sudah ada.

“Program yang ada sudah bagus, tinggal melanjutkan. Tidak perlu diubah. Saya tinggal menambahkan terobosan-terobosan sesuai dengan permasalahan yang ada,” ujar Budi Waseso, Senin (14/5).

Menurut Budi Waseso, sebagai orang yang baru terjun dalam dunia pangan, dirinya pun masih perlu banyak belajar. Karena itu, dia banyak mendiskusikan terobosan yang muncul bersama direksi Perum Bulog lainnya.

Sampai saat ini, terdapat beberapa terobosan yang dilontarkan oleh Buwas. Pertama adalah ide untuk menjual beras dalam bentuk kemasan atau renceng dengan ukuran 200 gram hingga 250 gram. Buwas bilang, dengan menjual beras dalam bentuk renceng, maka masyarakat akan lebih mudah mendapatkan beras dengan harga terjangkau.

“Saat ini semua makanan dan minuman sudah dalam bentuk kemasan. Seharusnya beras juga seperti itu. Kapanpun saya butuh beras, dia tersedia. Namun, ini masih dalam pembahasan akan dibuat seperti apa,” jelas Buwas.

Tak hanya itu, untuk menjamin ketersediaan beras, Bulog juga akan menjalin kerjasama dengan TNI-Polri. Menurutnya, dengan kerjasama ini, maka akan menambah jaringan Bulog supaya beras dapat ditemukan dimanapun.

Buwas menegaskan, kerjasama ini bukan untuk mengajak TNI-Polri untuk berbisnis. Dia bilang, mereka hanya memanfaatkan tempat yang dimiliki. “Saya ingin beras ini sampai ke masyarakat pedesaan. Untuk jejaring, saya ingin masuk di tingkat polsek, polres, koramil kodim. Saya tidak mengajak TNI-Polri untuk berbisnis, kita yang mengerjakan, tempatnya saja di situ. Tidak ada yang bisa mempermaikan karena beras juga memakai barcode,” ujar Buwas.

Selain itu, Buwas pun mengatakan pihaknya akan meningkatkan serapan gabah. Saat ini, serapan gabah Bulog baru berkisar 10% dari total pengadaan. Pengadaan gabah diharapkan bisa meningkat menjadi 25%. Menurut Buwas, langkah ini akan mendorong petani untuk menghasilkan gabah dengan kualitas yang lebih baik atau sesuai dengan Inpres No. 5 tahun 2015.

Buwas pun berharap, ke depannya, negara bisa menguasai sembilan bahan pangan pokok. Hal ini supaya harga tidak melambung tinggi, dan Indonesia tidak tergantung pada impor.

Meski begitu Buwas mengakui data tentang produksi pangan dan lahan di Indonesia belum terpetakan dengan baik. Padahal, bila data tersebut sudah dibenahi, maka semua kondisi rawan sudah dapat diperhitungkan. Menurutnya, ke depannya data-data pangan harus dibenahi.

Sementara itu, saat ini Bulog memiliki stok beras hingga Minggu (14/5) sebanyak 1,26 juta ton, stok gula 189.358 ton, daging kerbau 4.175 ton, tepung terigu sebanyak 894 ton, jagung 203 ton dan minyak goreng sekitar 5 juta liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×